Heboh Bagi-bagi MBG Berbentuk Bahan Mentah di Ciputat Timur, Ini Penjelasan Lengkap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan

PR JABAR – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bertujuan membantu pemenuhan nutrisi siswa sekolah di Kota Tangerang Selatan, tiba-tiba menjadi sorotan publik setelah ditemukan pembagian makanan dalam bentuk bahan mentah di kawasan Ciputat Timur. Kejadian ini menarik perhatian warganet dan masyarakat, terutama setelah foto-foto paket makanan tersebut tersebar luas di media sosial.

MBG Dibagikan dalam Bentuk Mentah Saat Libur Sekolah

Kasus pembagian MBG dalam bentuk bahan mentah terjadi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Mualaf Indonesia Timur (Yasmit), yang berlokasi di wilayah Ciputat Timur. Paket MBG yang dibagikan berisi beras, ikan asin, telur puyuh, kacang tanah, serta buah-buahan seperti jeruk dan pisang. Hal ini berbeda dengan skema awal program MBG yang seharusnya diberikan dalam bentuk makanan siap santap.

Menurut Kepala Disdikbud Kota Tangerang Selatan, Deden Deni, pihaknya tidak mendapatkan pemberitahuan sebelumnya terkait perubahan bentuk pembagian tersebut. Ia menyatakan bahwa Disdikbud hanya mengetahui kejadian ini dari pemberitaan yang beredar, bukan melalui jalur resmi atau koordinasi langsung.

"Sepertinya hanya diinformasikan ke sekolah-sekolah, kami tahu justru dari berita. Setelah itu kami langsung melakukan konfirmasi kepada pihak SPPG," ujar Deden.

Penjelasan SPPG: Libur Sekolah Jadi Pertimbangan

Dari hasil konfirmasi dengan kepala SPPG, diketahui bahwa keputusan membagikan MBG dalam bentuk bahan mentah diambil karena siswa sedang memasuki masa libur sekolah menjelang tahun ajaran baru. Dalam kondisi ini, pihak penyelenggara menilai lebih efektif jika makanan dibawa pulang dalam bentuk bahan mentah untuk dikonsumsi di rumah.

"Kami sudah tanyakan langsung, alasannya karena sudah menjelang libur sekolah. Jadi mereka buat dalam bentuk paket bahan mentah yang cukup untuk tiga hari," lanjut Deden.

Paket tersebut berisi beras mentah, ikan, kacang, serta beberapa bahan tambahan lainnya yang dapat diolah sendiri oleh keluarga siswa di rumah. Meski tujuannya untuk efisiensi saat liburan, tindakan ini dinilai menyimpang dari panduan pelaksanaan MBG.

Disdikbud Minta Penyaluran Kembali Normal

Disdikbud Kota Tangsel menegaskan bahwa pembagian MBG dalam bentuk bahan mentah bukanlah kebijakan yang dibenarkan. Oleh karena itu, Deden menyatakan pihaknya telah menginstruksikan agar seluruh dapur layanan MBG di kota tersebut kembali menjalankan program sesuai prosedur—yaitu dengan menyalurkan makanan dalam bentuk siap konsumsi.

"Kami sudah berkoordinasi dan menyampaikan dengan jelas kepada semua pihak di lapangan, termasuk SPPG, agar tidak lagi membagikan MBG dalam bentuk bahan mentah mulai besok. Program harus kembali berjalan sesuai ketentuan," tegas Deden.

Dia juga memastikan bahwa kejadian ini hanya terjadi di satu titik, yaitu di dapur milik Yasmit Ciputat Timur. Sementara itu, dapur lain tetap menjalankan distribusi makanan dalam bentuk makanan kering dan siap makan di tempat.

Fokus Publik dan Evaluasi Program MBG

Peristiwa ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat. Banyak yang mempertanyakan efektivitas dan pengawasan pelaksanaan program MBG yang dibiayai oleh pemerintah. Tidak sedikit pula yang menilai bahwa pemberian makanan mentah menyulitkan keluarga siswa, terutama bagi orang tua yang bekerja atau tidak terbiasa memasak.

Beberapa kelompok masyarakat juga menganggap penting adanya evaluasi menyeluruh terhadap program MBG, termasuk penyesuaian waktu distribusi yang sesuai dengan kalender akademik. Sebagai contoh, selama masa liburan, distribusi makanan dapat dilakukan dengan sistem kupon makanan atau bentuk makanan kering siap saji yang lebih praktis.

Harapan dan Perbaikan ke Depan

Insiden ini membuka ruang diskusi penting tentang keberlanjutan dan efektivitas program MBG. Program ini memiliki potensi besar untuk membantu tumbuh kembang anak melalui asupan bergizi, namun pelaksanaannya harus dilengkapi dengan regulasi yang ketat dan koordinasi antarlembaga yang solid.

Pemerintah daerah diharapkan mampu memperkuat pemantauan serta memperbaiki SOP penyaluran makanan agar kejadian serupa tidak terulang. Selain itu, masyarakat juga didorong untuk aktif mengawasi pelaksanaan program di tingkat sekolah dan lingkungan, demi memastikan hak anak untuk mendapat asupan bergizi dapat terpenuhi dengan layak dan adil.

Program MBG di Tangsel sejauh ini dinilai telah memberikan kontribusi positif terhadap gizi anak sekolah. Namun, kejadian ini menjadi pelajaran bahwa akuntabilitas, transparansi, dan koordinasi tetap menjadi elemen penting dalam keberhasilan program sosial berskala luas.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama