
Medkom Subang NetworkArtificial Intelligence, yang sering disingkat AI, telah menjadi pengetahuan yang universal bagi semua kalangan, terutama di lingkungan pendidikan dan akademik.
Karena sifatnya masih secara umum sebagai pengetahuan, maka belum banyak pihak, khususnya praktisi, pengajar dan pembelajar yang belum terlalu terampil menggunakan pengetahuan tersebut sebagai keterampilan, atau sebagai praktik.
Pada tanggal 14 Juni 2025 kemarin, satu kelompok guru besar di lingkungan FKIP Universitas Tanjungpura melakukan pelatihan Prompting (memberikan perintah atau instruksi) menggunakan Meta AI yang terintegrasi dengan WhatsApp atau WA.
Pelatihan tersebut merupakan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), sebagai satu bentuk dari Tri Dharma Perguruan Tinggi bagi para dosen.
Kelompok PKM yang seluruh anggotanya adalah para guru besar, terdiri dari Eusabinus Bunau, Chairil Effendy, Antonius Totok Priyadi, Martono, Ahadi Sulissusiawan, Sulistyarini, dan Mashudi.
Pelatihan dilakukan di Aula FKIP Untan dengan peserta terdiri dari mahasiswa dan alumni Program Pendidikan Guru (PPG), serta guru PNS dari sekolah negeri dan guru non-PNS dari sekolah swasta mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMP di Kota Pontianak.
Keistimewaan Meta AI WhatsApp adalah bahwa pengguna tidak perlu membuat akun tersendiri seperti halnya untuk banyak AI yang lain karena sudah melekat atau terintegrasi dengan WA.
Selain itu, penggunaannya juga gratis, asalkan ada kuota internet untuk mengoperasikan WA, dan tidak terbatas pada jumlah atau frekuensi Prompting.
Dalam penggunaan AI lain, kesempatan gratis hanya diberikan beberapa kali, dan setelah itu harus berlangganan jika tetap ingin menggunakan AI yang sama.
Pelatihan secara teknis difokuskan pada Prompting untuk membuat satu paragraf dan menyambung beberapa paragraf dalam Bahasa Indonesia menjadi satu teks atau wacana sederhana.
Menurut Eusabinus Bunau, ketua pelaksana PKM, selama proses pelatihan Prompting, ditemukan beberapa fakta mengenai kemampuan atau tingkat keterpakaian Meta AI WhatsApp ini untuk men-generate paragraf dan teks sederhana.
Pertama, kemampuan men-generate Meta AI WhatsApp tergantung pada jenis atau seri dan kemutakhiran gawai.
Beberapa perangkat milik peserta pelatihan tidak dapat menghasilkan Prompting untuk menghasilkan paragraf dan teks sederhana meskipun fitur Meta AI sudah tersedia di perangkat WhatsApp.
Kedua, Prompting tidak langsung menghasilkan paragraf, melainkan gambar atau image, dan berdasarkan image tersebut dilakukan Prompting ulang, baru satu paragraf bisa dihasilkan.
Ketiga, Meta AI WhatsApp tidak dapat menghasilkan gambar tertentu berdasarkan deskripsi karena berkaitan dengan masalah Hak Cipta, dan karenanya, paragraf tidak dapat dihasilkan.
Keempat, setelah diujicoba selama pelatihan, didapati temuan bahwa Meta AI WhatsApp menghasilkan atau men-generate hasil Prompting yang berbeda meskipun perintah atau Prompting di-copy-paste-kan persis sama.
Dengan demikian, kemampuan mesin Meta AI WhatsApp sangat mumpuni untuk men-generate hasil yang berbeda meskipun Prompting-nya sama.
Lebih jauh, jika dibandingkan antara sebelum dan sesudah pelatihan, terdapat peningkatan persepsi peserta pelatihan yang tinggi mengenai kebermanfaatan Meta AI WhatsApp untuk mendukung kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SMP, khususnya untuk membantu membuat paragrap dan teks sederhana.
Selain itu, menurut peserta, pelatihan yang dilakukan melalui PKM ini sangat berkesan, positif, menginspirasi.
Peserta juga merekomendasikan bahwa perlu dilakukan lagi di masa-masa mendatang pelatihan serupa untuk mempertajam keterampilan menggunakan aplikasi-aplikasi AI yang lain.
- Baca Berita Terbaru Lainnya di Berita Google
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!