Tampilkan postingan dengan label pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pendidikan. Tampilkan semua postingan

Efektifkah Remedial Bagi Siswa?

Foto ; Gina Meilina Syarifah. S.Pd., Gr Mahasiswa Pasca Sarjana FPIPS UPI
 

    Proses pembelajaran untuk semester ini telah berakhir, ditandai dengan evaluasi sumatif di akhir semester.  Dalam proses pembelajaran tentunya ada yang dinamakan tes formatif dan sumatif. Tes formatif itu sendiri Bertujuan untuk memberikan umpan balik selama proses pembelajaran berlangsung. Tes ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran telah berjalan, dan untuk memperbaiki proses belajar. Tes formatif biasanya dilakukan sebelum atau selama pembelajaran berlangsung, dengan bentuk penilaian yang fleksibel, kreatif, dan autentik. Contoh tes formatif adalah projek yang diberikan kepada siswa, dan kemudian diperiksa dan diberi tanggapan oleh guru. Sementara tes sumatif Bertujuan untuk menentukan tingkat pencapaian siswa. Tes ini dilakukan setelah pembelajaran selesai, untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran. Tes sumatif biasanya dilakukan pada akhir suatu unit, bab, semester, atau tahun ajaran. Contoh tes sumatif adalah kuis atau ujian harian, dan kemudian dianalisis oleh guru untuk menentukan nilai akhir bagi setiap siswa. Nilai akhir ini akan menjadi acuan untuk menentukan Kriteria Ketercapaian tujuan pembelajaran siswa pada semester tersebut.

    Jika nilai tes sumatif di bawah Kriteria Ketercapaian tujuan pembelajaran atau KKTP maka peserta didik biasanya akan mendapatkan tugas remedial atau ujian susulan untuk memperbaiki nilai. Guru pengampu akan memberikan tugas remedial sesuai dengan mata pelajaran yang nilainya di bawah Ketercapaian tujuan pembelajaran. Remedial adalah proses pembelajaran tambahan yang dirancang untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa tersebut.

foto : membimbing siswa dalam remedial
    Dalam sebuah artikel dijelaskan tentang tujuan Remedial diantaranya adalah Mengidentifikasi kesulitan belajar siswa, Mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif, Meningkatkan kemampuan akademik, Mengurangi angka ketidaklulusan, Membantu siswa mencapai potensi maksimal. Sementara Kebermanfaatan Remedial adalah Meningkatkan pemahaman konsep dasar materi pelajaran, Mengatasi kesulitan belajar, Membangun kepercayaan diri siswa, Mengurangi kesenjangan pemahaman antarsiswa dan Membantu siswa mencapai standar kompetensi.

    Langkah agar Efektifitas Belajar untuk Menghindari Remedial diantaranya yaitu Siswa Aktif bertanya dan sering berdiskusi baik antar siswa maupun dengan guru mata pelajaran, Membuat catatan dan ringkasan dalam setiap pertemuan pembelajaran, Mengerjakan tugas tepat waktu untuk melatih disiplin ilmu, literasi dan memahami materi sebelum pelajaran, Menggunakan sumber belajar tambahan lainnya  seperti mencari referensi di online sumber buku, membangun lingkungan belajar kondusif, mengatur waktu belajar efektif dan Menerima umpan balik dari guru/teman.

    Adapun Strategi bagi siswa dalam Menghindari Remedial, yaitu  Dengan belajar kelompok mendiskusikan materi bersama teman, memanfaatkan sumber online seperti Video, aplikasi, dan situs pendidikan, Membuat perencanaan belajar materi pelajaran, Istirahat yang cukup dengan menghindari kelelahan dan selalu evaluasi diri kemajuan pemahaman pelajaran. Selain itu siswa juga memerlukan dukungan spirit dan motivasi dengan cara mengkonsultasikan dengan guru untuk mengidentifikasi kesulitan belajar, sharing dengan orang tua untuk mendapatkan doa dan dukungan atau bila perlu mencari bantuan les privat.

    Remedial merupakan langkah strategis untuk membantu siswa mengatasi kesulitan belajar. Dengan memahami tujuan dan kebermanfaatan remedial, siswa dan pendidik dapat bekerja sama mencapai hasil akademik optimal.


oleh : Gina Meilina syarifah. S.Pd. Gr. Mahasiswa Pasca Sarjana FPIPS UPI Bandung

Dampak Psikososial Penggunaan Teknologi pada Siswa yang Menyebabkan Lost Learning

 

Relawan Teknologi, Informasi dan Komunikasi Kabupaten Subang. dari kiri Wijaya kusuma, Iin dan Kukun Kurniawan

Penggunaan teknologi dalam pendidikan memiliki manfaat signifikan, namun juga membawa dampak psikososial yang mempengaruhi proses belajar siswa. Salah satu dampak yang paling mencolok adalah fenomena "lost learning", di mana siswa mengalami penurunan kualitas pembelajaran akibat ketergantungan berlebihan pada teknologi.

Pertama, penggunaan teknologi yang tidak terkontrol dapat mengurangi interaksi sosial langsung. Interaksi sosial adalah komponen penting dalam perkembangan emosional dan kognitif siswa. Ketika siswa lebih sering terisolasi dengan perangkat mereka, kesempatan untuk berinteraksi, berkolaborasi, dan belajar dari teman sebaya berkurang, yang dapat menyebabkan penurunan motivasi belajar.

Kedua, ketergantungan pada teknologi dapat mempengaruhi kesehatan mental siswa. Terpapar layar dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan kelelahan mata, gangguan tidur, dan kecemasan. Selain itu, media sosial sering kali menciptakan tekanan untuk selalu tampil sempurna, yang bisa memicu rasa rendah diri dan stres. Hal ini secara tidak langsung dapat menghambat kemampuan belajar siswa dan menyebabkan lost learning.

Ketiga, kualitas konten digital yang dikonsumsi juga mempengaruhi proses belajar. Tidak semua konten yang tersedia di internet memiliki nilai edukatif yang tinggi. Siswa yang kurang pandai memilah informasi bisa terjebak dalam konten yang tidak relevan atau bahkan misinformasi, yang akhirnya mengganggu proses pembelajaran mereka.

Akhirnya, akses teknologi yang tidak merata juga berkontribusi pada lost learning. Siswa yang tidak memiliki akses memadai ke perangkat teknologi dan internet mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran secara online, yang menyebabkan ketertinggalan belajar dibandingkan teman-teman mereka yang lebih beruntung.

RTIK Subang merespon Lost Learning

Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK-Red) Subang Merespon Fenomena ini dimana era digital yang serba cepat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam dunia pendidikan. Penggunaan teknologi seperti smartphone, tablet, dan platform pembelajaran daring membuka peluang besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Namun, di sisi lain, tanpa pengelolaan yang bijak, teknologi juga membawa tantangan, salah satunya adalah dampak psikososial yang dapat menyebabkan lost learning pada siswa.

Sebagai penggiat literasi digital Wijaya Kusuma yang juga Ketua Rtik kabupaten Subang, kita menyadari bahwa teknologi adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, teknologi memungkinkan akses luas ke informasi, memperkaya pengalaman belajar, dan membantu siswa mengembangkan keterampilan abad ke-21. Namun, di sisi lain, dampak psikososial dari penggunaan teknologi yang berlebihan, seperti kecanduan gawai, kurangnya interaksi sosial, dan minimnya kontrol diri, dapat mengganggu proses belajar siswa.

Fenomena lost learning sering kali terjadi akibat distraksi digital. Ketika siswa lebih banyak menghabiskan waktu di media sosial, bermain gim daring, atau mengonsumsi konten hiburan daripada belajar, kualitas pendidikan mereka terancam menurun. Hal ini diperparah oleh isolasi sosial yang mungkin dialami siswa ketika mereka lebih banyak terhubung dengan dunia maya daripada dunia nyata. Kehilangan interaksi tatap muka yang mendukung pembelajaran kolaboratif bisa membuat siswa kurang percaya diri, kesulitan membangun empati, dan mengalami penurunan motivasi belajar.

Selaras dengan Kukun Kurniawan Pengajar di salahsatu Sekolah Formal di Kabupaten Subang yang juga Sebagai penggiat literasi digital, tugas kita adalah menjadi fasilitator perubahan. Kita harus mengajarkan kepada siswa dan orang tua tentang pentingnya keseimbangan dalam penggunaan teknologi. Literasi digital bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga tentang kesadaran dan etika dalam menggunakan teknologi. Membimbing siswa untuk memahami manfaat dan risiko teknologi, serta mendorong mereka untuk mengelola waktu layar dengan bijak, adalah langkah penting untuk mencegah lost learning.

Selain itu, pendekatan holistik yang melibatkan sekolah, keluarga, dan masyarakat perlu dilakukan untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang sehat. Aktivitas literasi seperti membaca buku fisik, diskusi kelompok, dan kegiatan kreatif di luar teknologi dapat menjadi alternatif yang membantu siswa menemukan kembali semangat belajar.

Teknologi harus menjadi alat yang memampukan, bukan penghambat. Dengan literasi digital yang kuat, kita dapat membantu siswa mengatasi dampak psikososial teknologi dan meminimalkan risiko lost learning. Pendidikan yang berbasis nilai, disiplin, dan kolaborasi adalah kunci untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga tangguh secara emosional dan sosial.

Ilustrasi, anak kecanduan Gadget

Dalam rangka mengatasi dampak negatif ini, penting bagi para pendidik dan orang tua untuk memberikan bimbingan dan pengawasan dalam penggunaan teknologi. Salah satunya yaitu dengan Literasi digital. Literasi digital adalah kemampuan untuk menggunakan, memahami, dan mengevaluasi teknologi secara efektif. Literasi digital yang baik dapat membantu siswa dalam Menggunakan teknologi secara bijak, siswa yang memiliki literasi digital yang baik akan lebih mampu mengatur waktu penggunaan gadget, memilih konten yang sesuai, dan menghindari dampak negatif dari teknologi. Kemudian manfaat dari literasi digital yaitu Mencegah cyberbullying, Dengan memahami risiko cyberbullying dan cara mencegahnya, siswa dapat melindungi diri sendiri dan teman-temannya. Menemukan informasi yang akurat, Literasi digital membantu siswa untuk membedakan informasi yang benar dan hoaks, serta mengevaluasi sumber informasi secara kritis. Dan yang terakhir siswa dapat Berkomunikasi secara efektif dan sopan. Dengan Pembelajaran yang seimbang antara teknologi dan interaksi langsung, serta penyediaan konten digital berkualitas, dapat membantu mengurangi risiko lost learning dan mendukung perkembangan psikososial siswa secara optimal.

SMP Pusakajaya Gelar Sosialisasi Stop Perkawinan Anak dan Kenakalan Remaja

subangkab.my.Id, Pusakajaya, Kamis (21/11) – SMP Pusakajaya mengadakan sosialisasi bertema Stop Perkawinan Anak dan Kenakalan Remaja. Acara ini dihadiri oleh siswa-siswi, guru, dan tokoh masyarakat setempat dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya melindungi generasi muda dari pernikahan dini dan perilaku yang merugikan.

Dalam kegiatan ini, narasumber dari Tenaga Motivator Ketahanan Keluarga(MOTEKAR)  Kecamatan Pusakajaya dan Compreng memberikan pemaparan terkait dampak negatif perkawinan anak, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial. Dijelaskan bahwa pernikahan dini tidak hanya menghambat pendidikan anak tetapi juga dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.

Selain itu, materi tentang kenakalan remaja juga disampaikan oleh pihak kepolisian setempat. Mereka menyoroti dampak buruk penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, hingga tindak kriminal di kalangan pelajar. "Masa remaja adalah masa untuk belajar dan meraih cita-cita. Hindari hal-hal yang dapat merusak masa depan," ujar Babinsa Pusakajaya (selamet) dalam sambutannya.

Kepala SMP Pusakajaya menyampaikan harapannya agar siswa dapat memahami pentingnya menjaga diri dan memanfaatkan waktu untuk hal-hal positif. "Kami ingin siswa kami menjadi generasi yang cerdas dan berakhlak mulia. Sosialisasi ini adalah bagian dari upaya kami untuk mendukung mereka," tuturnya.

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif antara narasumber dan siswa. Banyak siswa yang antusias mengajukan pertanyaan seputar topik yang dibahas, menunjukkan kesadaran mereka yang semakin meningkat.

Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan siswa SMP Pusakajaya dapat menjadi generasi muda yang bebas dari pernikahan dini dan kenakalan remaja, serta mampu membawa perubahan positif bagi lingkungan sekitar.

SPNF SKB Subang ajak Peserta didik berkunjung ke Museum Subang


Selasa 19/11, Satuan pendidikan non formal Sanggar Kegiatan Belajar (SPNF SKB red) Subang mengajak para peserta didiknya untuk berkunjung ke Museum Subang yang beralamat jalan Ahmad Yani karang anyar atau di gedung Wisma Karya Subang. 
Tujuan diadakannya kunjungan ke museum Subang yaitu memberikan pengalaman yang mendalam dan edukasi tentang sejarah dan seni budaya di kabupaten Subang kepada peserta didik.
Sementara Museum Subang sendiri adalah satu satunya museum di pusat kota Subang. Dengan adanya museum di Kabupaten Subang, menjadi wadah untuk menjaga, memelihara, menghargai budaya, sejarah, serta seni dari benda-benda bersejarah. Keberadaan Museum di kabupaten Subang ini memiliki peran penting dalam melestarikan warisan budaya dan pendidikan, maka tidak salah lagi jika Museum Kabupaten Subang sering digunakan dalam kunjungan studi tour terutama bagi para pelajar, pemandu museum akan memberikan informasi mendalam seputar benda-benda bersejarah.
Peserta didik SPNF SKB tampak sangat antusias dalam menelusuri setiap ruangan, hal tersebut terlihat dari banyaknya pertanyaan dari Peserta didik kepada pendamping dan pemandu yang berada di destinasi tersebut. 
Ikut serta dalam kegiatan tersebut para Tutor kesetaraan dan Plt Kepala Sekolah SKB Erni Herninawati Komara,. S.Pd. M.M "Diharapkan dengan diadakannya kegiatan tersebut dapat menumbuhkan wawasan dan kecintaan generasi muda terhadap warisan budaya dan dapat turut serta melestarikan warisan budaya, selain itu juga dapat menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap museum dan menumbuhkan minat para pelajar untuk berkunjung ke museum" ungkapnya kepada media.
Museum Subang memiliki beberapa fasilitas salah satunya adalah ruang theatre, ruang theatre ini digunakan untuk memperkenalkan budaya Kabupaten Subang dan sejarah-sejarah yang ada di Kabupaten Subang. Ruang theatre museum sebagai tempat yang menarik terutama bagi para pelajar untuk mempelajari lebih dalam seputar Kabupaten Subang dan Sejarahnya. Museum Kabupaten Subang di lengkapi dengan koleksi 3d. Jam operasional dari jam 08.00-15.00 setiap harinya kecuali jika hari libur Nasional museum tidak beroperasi.

Rutin setiap tanggal 14, SMP Negeri 3 Kalijati Melaksanakan Kegiatan Upacara Pramuka.

Kamis 14 November 2024, SMP Negeri 3 Kalijati mengadakan upacara Pramuka yang di ikuti seluruh siswa SMP NEGERI 3 Kalijati, Upacara pramuka dilaksanakan setiap tanggal 14 di setiap bulannya sesuai dengan instruksi peraturan gubernur Jawa Barat nomor 15 tahun 2021 tentang perubahan kedua atas peraturan gubernur Jawa Barat nomor 99 tahun 2015 tentang pakaian dinas lingkungan pemerintah daerah provinsi Jawa Barat.

Berlaku sebagai pembina upacara pada kegiatan tersebut yaitu Asman. Si.Pust selaku pembina Pramuka SMP negeri 3 Kalijati. Dalam amanatnya pembina upacara mengingatkan tentang arti pentingnya menghargai para pahlawan yang baru beberapa hari terlewatkan yaitu peringatan hari pahlawan 10 November 2024 dengan tema teladani pahlawanmu cintai negerimu. 
Penting bagi para siswa untuk menghormati dan menghargai para pahlawan nasional karena mereka telah memberikan pengorbanan besar demi kemerdekaan dan masa depan bangsa. 
Adapun  beberapa alasan pentingnya menghargai para pahlawan diantaranya yaitu meneladani semangat perjuangan dan patriotisme, membangun kesadaran akan identitas dan sejarah bangsa, menghargai kemerdekaan dan kebebasan yang diperoleh, memotivasi diri untuk berkontribusi bagi bangsa dan mencegah generasi muda dari sikap apatis dan individualis.
Upacara dilaksanakan dengan secara khidmat oleh seluruh siswa dan karyawan SMP negeri 3 Kalijati

KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) “KOPOLI-SMART (KOMPETENSI KECERDASAN POLITIK) BERBASIS TEKNOLOGI SEBAGAI WUJUD BELA NEGARA BAGI PEMUDA SE-KABUPATEN SUBANG“


Subang, Jumat, 23 Agustus 2024
Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Program Magister (S2) dan Doktor (S3) Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan tema “KOPOLI￾SMART (Kompetensi Kecerdasan Politik) Berbasis Teknologi Sebagai Wujud Bela Negara Bagi Pemuda Se-Kabupaten Subang”, pada Jumat, 23 Agustus 2024.
Kegiatan ini dihadiri oleh para pemuda di Kabupaten Subang dari berbagai kalangan, mulai dari peserta didik yang terdiri dari unsur OSIS dan Pramuka pada jenjang pendidikan menengah, Karang Taruna Kelurahan Cigadung Subang, Pemuda Panca Marga Kabupaten Subang, dan para perwakilan media.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Kelurahan Cigadung Subang yakni Bapak Age Germana, S.Sos., dan dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Subang yakni Bapak Ade Cece Suramijaya, M.Pd., selaku Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Subang. Keduanya memberikan sambutan sekaligus pengarahan kepada para generasi muda akan pentingnya kecerdasan politik apalagi di tengah penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024. Keduanya pun memberikan apresiasi dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Program Magister (S2) dan Doktor (S3) Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia atas terselenggaranya kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini.
Kegiatan ini dibuka secara langsung melalui zoom/daring oleh Prof. Dr. Mamat Ruhimat, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik FPIPS UPI. Ia menyampaikan bahwa kegiatan pengabdian merupakan ruhnya perguruan tinggi yakni sebagai salah satu tridharma perguruan tinggi yang harus diimplementasikan dan diaktualisasikan oleh para civitas akademika UPI.
Adapun kegiatan ini diisi oleh beberapa narasumber yakni pertama, Prof. Dr. Cecep
Darmawan, S.H., S.I.P., S.A.P., S.Pd., M.Si., M.H., CPM., yang menyampaikan materi terkait Pendidikan Politik dan Kompetensi Kecerdasan Politik. Beliau selaku Guru Besar Ilmu Politik sekaligus Ketua Prodi Magister dan Doktor Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia menyampaikan bahwa pendidikan politik bagi generasi muda sangatlah penting untuk memperkuat kompetensi kecerdasan politik dan literasi politik generasi muda, mendewasakan politik kaum muda, sarana penegakan etika dan moral politik, melatih mental siap kalah siap menang dalam setiap aktivitas politik, meningkatkan wawasan politik kebangsaan, membantu menyelesaikan konflik politik secara damai dan beradab, serta menumbuhkan kearifan dan kebijakan politik.
Kedua, Dr. Asep Mahpudz, M.Si., yang menyampaikan materi terkait Partisipasi Politik dan Bela Negara. Beliau selaku Dosen PKn FPIPS UPI ini menyampaikan bahwa di negara yang menerapkan paham demokrasi, partisipasi politik warga negara menjadi aspek fundamental dalam penyelenggaraan negara. Terlebih partisipasi politik bagi generasi muda untuk menyelesaikan berbagai problematika bangsa dan negara sangatlah penting sebagai wujud bela negara.
Ketiga, Dr. Syaifullah, S.Pd., M.Si., yang menyampaikan materi terkait Pemanfaatan Teknologi Untuk Literasi Politik Generasi Muda. Beliau selaku Kepala Pusat Kajian dan Pengembangan Kebijakan Publik, Inovasi Pendidikan, dan Pendidikan Kedamaian LPPM UPI menyampaikan bahwa pentingnya literasi politik di era teknologi saat ini dikarenakan generasi muda memiliki potensi untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan politik. Selain itu, kekuatan pemuda dapat menjadi modal sosial dan mewarisi masa depan masyarakat. Pemuda pun merupakan pewaris cita-cita bangsa dan negara.

Anak Bermasalah Karena Orang Tuanya Bermasalah, Sebuah Refleksi Hari Anak Nasional 2024

Anak merupakan elemen penting yang ada di masyarakat, di mana anak merupakan harapan sebagai aset untuk generasi masa depan. Agar dapat mencapai generasi emas, maka merupakan tugas dan tanggung jawab kita bersama untuk memberikan pengasuhan. Serta pendidikan terbaik bagi anak sehingga bisa membangun generasi yang unggul di masa depan.Setiap tanggal 23 Juli kita memperingati hari anak nasional. Seringkali peringatan hari besar hanya sebatas selebrasi tanpa kesadaran penuh akan makna dari peringatan hari besar tersebut. Padahal hari besar bisa menjadi momen untuk melakukan refleksi dan menentukan resolusi agar mendapatkan hari depan yang lebih baik. Hal tersebut merupakan mindset yang perlu ditanamkan ketika memperingati hari anak nasional yang bisa diperingati dengan penuh kesadaran.

Terlepas dengan hal tersebut, perayaan apapun untuk memperingati hari anak nasional adalah wujud kasih sayang dan kepedulian bagi anak anak. Penyelenggaraan peringatan hari anak nasional yang dilaksanakan setiap tahun tersebut memberikan rasa gembira kepada anak-anak. Karena didalamnya ada banyak momen penting yang dapat mereka nikmati pada perayaan tersebut.

Tapi pada saat yang sama, anak-anak belum terbebas dari ancaman-ancaman yang menghantui mereka. Dari mulai kekerasan fisik, kekerasan verbal juga kekerasan seksual. Perundungan di lingkungan sekolah juga di lingkungan masyarakat dan kasus cyberbullying. Selain itu angka pernikahan anak juga cukup memprihatinkan di beberapa daerah di Indonesia.

Maraknya pekerja anak, rokok dan iklan rokok, penyalahgunaan miras dan NAPZA, geng motor, tawuran pelajar, fasilitas umum ramah anak yang kurang memadai dan jauh dari merata. Tidak sedikit juga anak yang terlibat LGBT menjadi ancaman bagi keberlangsungan tumbuh kembang anak. Yang paling tidak disadari oleh kita adalah ancaman penyalahgunaan gadget oleh anak-anak menyebabkan bagian dari sumber masalah dari masalah pada anak saat ini.

Belum lagi anak yang berhadapan dengan hukum karena terseret kasus pidana. Tindak pidana yang dilakukan anak-anak juga bermacam-macam mulai dari kasus kekerasan, perkara asusila, pencurian, senjata tajam, dan penggunaan obat-obat terlarang.

Penyebab
Masalah yang terjadi pada anak-anak memang bukan tanpa sebab. Ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya dan ternyata faktor terbesar adalah di internal keluarga masing-masing. Menarik untuk dicermati berdasarkan pengalaman pribadi saya di lapanga. Selama 4 tahun bergerak dalam pendampingan kasus-kasus anak di lembaga yang saya dirikan yaitu Taman Jingga (lembaga non profit untuk perlindungan hak-hak anak dan perempuan).

Setelah pendampingan dari kasus ke kasus anak. Saya menemukan fenomena anak bermasalah baik itu sebagai korban ataupun sebagai pelaku ternyata orang tuanya juga bermasalah. Ini cukup memprihatinkan karena anak yang bermasalah adalah imbas korban dari orang tuanya sendiri yang bermasalah. Sehingga gagal dalam pengasuhan juga kacau dalam manajemen keluarga yanh menjadi mata rantai masalah yang terjadi di internal keluarga.


Ada banyak orang tua yang tidak memiliki kesiapan untuk merawat, mengasuh, mendidik anak. Baik secara ilmu, mental maupun secara finansial sehingga mereka tanpa konsep mengelola keluarga imbasnya ke anak anaknya. Mengelola keluarga sama halnya mengelola perusahaan dan mengelola organisiasi yang memerlukan aturan main agar terarah tertib dan terorganisir. Begitupun mengasuh dan mendidik anak perlu komiten bersama kedua orang tua yang dilandasi ilmu dan strategi. Juga beradaptasi dengan perkembangan zaman sehingga tidak rapuh dan keropos. Karena terbukti ketika individu orang tuanya rapuh, maka anak-anaknya pun rata-rata demikian.

Bila masalahnya ada di internal keluarga maka yang harus menjadi fokus untuk dibenahi ya dari dalam keluarga itu sendiri. Karena inti masalahnya ada di dalam keluarga, sehingga dari sini kita harus jelas dalam memandang inti masalah supaya tidak keliru dalam mengatasinya. Maka benahi dulu orang tuanya baru membenahi anak anaknya. Berawal dari orang tua yang stabil maka diprediksi anak-akan sedikit kemungkinan terkena masalah. Karena anak merasa nyaman dan aman dalam pengasuhan pendidikan di internal keluarganya sehingga tangki jiwanya terpenuhi.

Tangki jiwa
Tangki jiwa anak tidak boleh kosong harus senantiasa penuh terisi oleh kasih sayang perhatian dengan pola asuh yang bena. Sehingga anak-anak tidak kelaparan jiwanya. Apabila jiwanya kosong maka anak akan mengekspresikan dalam bentuk masalah masalah yang mereka perbuat. Hal ini sering tidak disadari oleh para orang tua sehingga memberikan kasih sayang yang salah kaprah. Atau hanya sebatas seremonial juga sebatas memenuhi fasilitas anak saja.

Dari hal tersebut, di sini peranan orangtua dan kualitas hubungan atau bonding orangtua dan anak sangat berperan. Tidak hanya dilihat dari saat ini saja, namun juga harus flashback ke belakang saat anak-anak masih kecil. Bagaimana hubungan kedekatan orang tua dengan anak saat mereka masih kecil? Apa saja yang sudah orang tua lakukan kepada mereka? Apakah mereka trauma? Sedih? Bahagia? Merasa dicintai seutuhnya? Semua itu nantinya akan tercermin dan terpancar keluar saat anak-anak mulai beranjak remaja sebagai masa peralihan dari masa anak anak ke orang dewasa.


Selain masalah internal orangtua, salah satu sumber masalah anak adalah faktor lingkungan. Meskipun faktor lingkungan ini juga masih bisa disiasati dengan benteng yang kuat dari dalam keluarga. Dan menjaga dari kontaminasi yang berlebihan bila dirasa lingkungan sekitar kurang mendukung. Keluarga ibarat imunitas, sekuat apapun virus masalah dari luar atau lingkungan. Apabila ketahanannya keluarga baik, maka kemungkinan hantaman faktor pemicu dari luar akan bisa anak-anak tertangkal.

Kedekatan orangtua dan anak ini bukan hanya dekat secara fisik saja, melainkan juga secara emosional, bonding perasaan. Mampu menyelami karakter dan bagaimana bertindak sesuai karakter anak. Sekali lagi memang fondasi dan kuncinya adalah dari internal keluarga sendiri. Kita semua harus menyadari bahwa karakter anak menjadi baik atau buruk semua itu berawal dari dalam rumah dan dimulai dari kebiasaan-kebiasaan kecil. Dari kebiasaan sehari hari berulang ulang akan terbawa sampai besar.

Amanah
Anak adalah amanah. Amanah yang dipercayakan Tuhan berarti kepercayaan yang diberikan kepada orang tua untuk dijaga sebagamanamestinya. Dalam konteks ini, maka setiap orang tua dipercaya mampu untuk bertanggung jawab dalam menjaga dan merawat anak menjadi generasi yang berkualitas. Tanggung jawab orang tua ada di sepanjang proses tumbuh kembang anak hingga mereka mampu secara mandiri mengelola kehidupannya dimasa yang akan datang.

Orang tua memiliki peran krusial dalam membentuk kepribadian dan perkembangan anak-anak. Sebagai tokoh penting dalam kehidupan anak, orang tua tidak hanya bertanggung jawab untuk memberikan kasih sayang perawatan dan pengasuhan. Tetapi juga berperan sebagai role model yang kuat. Perilaku, sikap, dan nilai-nilai yang ditunjukkan oleh orang tua secara langsung mempengaruhi bagaimana anak-anak mengembangkan diri mereka sendiri. Begitupun dengan karakteristik sampai dengan masalah yang dihadapi anak ini tidak terlepas dari pola asuh dan kebiasaan kebiasaan di internal keluarga.

Disadari memang tantangan orangtua saat ini begitu besar dalam melakukan pengasuhan dan perlindungan pada anak-anak. Berbagai literasi perlu dipelajari dan digiatkan. Misalnya: Kegiatan-kegiatan parenting sangat penting untuk digiatkan tidak hanya di sekolah-sekolah tapi juga pada lingkungan masyarakat. Karena melakukan pendidikan dan pengasuhan pada anak bukan hal yang mudah bagi orangtua.

Tahun 2045 bangsa Indonesia genap berusia 100 tahun. Pada tahun tersebut, Indonesia diharapkan mampu menjadi salah satu negara maju yang mampu bersaing dengan bangsa lain. Oleh karena itu pemerintah berharap pada usianya yang genap satu abad bisa memiliki generasi emas yang akan mampu mewujudkan cita-cita tersebut. Untuk mewujudkan generasi emas, tentu orang tua memiliki peranan yang sangat penting.

Kita semua memiliki peran masing-masing, terutama peran sebagai orang tua. Mengasuh mendidik dengan pola asuh yang baik yang berdasarkan ilmu juga perkembangan zaman. Ali bin Abi Thalib mengatakan didiklah anak sesuai zamannya juga sesuai fase usianya. Jadilah orang tua yang bertumbuh yang tidak lelah untuk belajar, lagi dan lagi.

Mari kita semua bersinergi menjaga agar anak-anak tetap terlindungi, merasa aman serta bahagia dimanapun. Peringatan hari anak nasional menjadi momentum bersama untuk merefleksi kembali bagaimana kondisi anak-anak di sekitar kita. Tentunya untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam menciptakan lingkungan yang aman dan melindungi. Peran kita untuk menjaga anak sebagai aset bangsa”. Selamat Hari Anak Nasional 2024.***
Oleh Ipa Zumrotul Falihah
Direktur Taman Jingga

GAN sosialisasikan Bahaya penyalahgunaan Narkoba di MPLS 2024 se Kabpaten Subang


Subangkab, Dalam masa orentasi dan pengenalan sekolah dan kampus tahun 2024 kembali Lembaga Sosial Pencegahan dan Pencegahan Pemberantasan Narkoba, Garda Anti Narkoba (GAN) Indonesia melaksanakan sosialisasi pencegahan narkoba di berbagai sekolah.

Pada hari ini Garda Anti narkoba menyambangi SMP Negeri 2 Kecamatan Binong dan untuk sesi ke dua bertmpat Di SMP-SMA al azhar Tambakdahan.kegitan antusias diikuti tidak hanya peserta didik bari namun staff guru dan siswa lainnya pun menyimak paparan yang disampaikan oleh ketua Umum Garda Anti Narkoba Indonesia W Waluya, SE

Kegiatan ini disampaikan informasi bahaya penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja dan pelajar, serta informasi hidup sehat. Yang tentunnya kedepannya Diharapkan pelajar yang mengikuti kegiatan ini dapat menjauhi narkoba dan berprestasi dalam belajar.

Ketua Umum garda Anti narkoba mengatakan saat di hampiri awak Medkom Subang Network subangkab,  berharap dengan penyuluhan kepada siswa-siswi MPLS ini akan paham dan mengerti terhadap bahaya narkoba bagi dirinya dan dampak sosial dimasyarakat bagi dirinya, dan dampak masa depan bagi dirinya," Jelasnnya lagi

Penyelenggaraan ini kerjasama Garda Anti Narkoba dan  Badan Kesbangpol Kabupaten Subang yang memang konsen terhadap sosialisasi P4GN di kabupaten Subang


Keseruan LDKS SMP Negeri 3 Kalijati



SMP Negeri 3 kalijati mengadakan kegiatan latihan dasar kepemimpinan bagi pengurus organisasi-organisasi sekolah diantaranya OSIS, PMR dan Pramuka pada hari Sabtu (24/2), Kegiatan ini bertujuan Mempersiapkan pengurus organisasi sekolah yang berkualitas, mampu meningkatkan kompetensi dan memiliki daya saing, Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berorganisasi serta memperluas wawasan dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan,  Memberikan kesempatan belajar bagi peserta didik, Memberikan bekal keterampilan, tuntunan dan meningkatkan pola pikir, sikap dan perilaku, kepribadian, budi pekerti, sopan santun dan disiplin, Memberikan bekal sebagai pemimpin yang menghayati tugas dan tanggungjawab sebagai pemimpin, Membangun etos kerja yang tinggi sebagai rasa ikut memiliki, melaksanakan dan mengamankan tugas dan tanggung jawab.

Kegiatan LDKS SMP Negeri 3 kalijati Masa Bakti 2023-2024 ini meliputi pelatihan mengenai kepemimpinan tim, kerjasama, kepercayaan, pengetahuan alam terbuka, dan lintas Jejak.  Selama kegiatan, peserta LDKS diberikan pelatihan oleh dari kalangan guru SMP Negeri 3 Kalijati diantaranya materi kepemimpinan oleh Pembina Pramuka, materi Wawasan Wiyata Mandala Oleh  Lina Sumarni. S.Pd, Materi Tentang PMR Oleh Asmi Sumiati. S.Pd dan Outbond atau Jejak Lintas Oleh Ario Irawan. S.Si. 

Kepala sekolah SMPN 3 kalijati, Ridwan Lesmana. M.Pd, mengatakan bahwa kegiatan ini sangat penting bagi para siswa. "Sebagai siswa siswi yang aktif di sekolah, para anggota OSIS, PMR dan Pramuka harus memiliki keterampilan kepemimpinan yang baik agar dapat memimpin dengan efektif dan menjalankan tugas-tugas organisasi dengan baik. Latihan dasar kepemimpinan ini akan membantu mereka mencapai tujuan tersebut," ujar Ridwan Lesmana

Peserta juga sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka berharap dapat mempelajari banyak hal baru dan meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Kegiatan latihan dasar kepemimpinan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas kinerja Organisasi SMP Negeri 3 Kalijati dan membawa manfaat positif bagi siswa dan sekolah. Kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi para siswa lainnya untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka.







Literasi Digital 2024 Kickoff dari SMKN 1 Dawuan Sukses



Selasa 22/1 bertempat di aula SMK Negeri 1 Dawuan dilaksanakan Seminar literasi digital sektor pendidikan yang diselenggarakan oleh RTIK Subang dan Kementerian Informasi dan Komunikasi RI. Hadir sebagai narasumber pada kesempatan seminar yaitu  Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Dawuan Eris Garini S.Pd M.I.kom, Wijaya Kusuma ketua RTik Kabupaten Subang dan Esa Firmansyah pengurus RTik Jawa Barat. Dalam pesannya Eris Garini menyampaikan pentingnya etika di dalam bermedia digital, dan mengajak siswa-siswi untuk tidak terjerumus ke dalam etika yang tidak baik di dalam bermedia digital, di sela-sela kesibukannya Eris Garini menyampaikan terima kasih atas diselenggarakannya seminar literasi digital di sekolahnya yaitu di SMK Negeri 1 Dawuan, kemudian Wijaya Kusuma sebagai pemateri yang selanjutnya memberikan pemaparan tentang pentingnya menangkal hoax pada pemilu 2024 mengajak seluruh masyarakat untuk mengikuti konstelasi pemilu damai dengan tidak terjerumus dengan berita-berita hoax.

Sementara Esa Firmansyah pengurus RTik Jawa Barat yang juga sebagai dosen di salah satu universitas di Sumedang menjadi narasumber terakhir pada seminar literasi digital di SMK Negeri 1 Dawuan dengan mengusung materi budaya bermedia digital dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan dunia digitalisasi. 

Terlihat antusiasme siswa siswi dalam mengikuti seminar literasi digital dengan didampingi oleh para guru belajar dengan tetap focus, mencerna dan memperhatikan setiap materi yang mereka terima hingga akhir kegiatan seminar. Dan mereka berharap kegiatan ini menjadi rutin sebagai tambahan ilmu dalam bermedia digital. 

-kundjati-

Kuliah Umum Pembelajaran PKn di SD Kampus UPI Cibiru



Tim Mata Kuliah Pembelajaran PKn di SD Program Studi PGSD UPI Kampus Cibiru menyelenggarakan kuliah umum pada hari Rabu, 20 Desember 2023 yang bertemakan “Pelibatan dan Keadaban Politik

 Generasi Muda pada Pemilu 2024” yang diikuti oleh mahasiswa PGSD dan Pendidikan Multimedia UPI Kampus Cibiru. Pemateri yang mengisi kegiatan kuliah umum ini yaitu Wasisto Raharjo Jati seorang peneliti politik BRIN.

Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini yakni untuk membentuk mahasiswa yang beradab secara politik dan memiliki literasi politik yang mumpuni agar terlibat secara cerdas dan bijaksana dalam pemilu 2024.

Kuliah umum tersebut disambut dan dibuka oleh Wakil Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan yakni Dr. Yeni Yuniarti, M.Pd dan Ketua Program Studi PGSD UPI Cibiru yakni Dr. Tita Mulyati, M.Pd yang berpesan agar mahasiswa turut aktif dan melaksanakan kuliah umum secara seksama, memperhatikan kajian yang dibawakan oleh pemateri, atau dosen tamu, sehingga mahasiswa dapat mencapai tujuan dari kuliah umum tersebut.

Kuliah Umum ini diikuti oleh 280 Mahasiswa UPI Kampus Cibiru secara daring melalui Zoom Meeting. Agil Nanggala, M.Pd selaku dosen pengampu berpesan bahwa visi kuliah umum tersebut berupaya dalam memberikan pemahaman politik pada mahasiswa yang dibawakan langsung oleh peneliti politik selaku praktik MBKM. Tidak hanya itu, tentunya untuk mewujudkan mahasiswa yang senantiasa mewujudkan nilai politik.

Kuliah Umum Pembelajaran PKn di SD Kampus UPI Cibiru

 


Pada Rabu, 10 November 2023, tim Mata Kuliah Pembelajaran PKn di SD, melaksanakan program kuliah umum, yang bertemakan “Pengenalan Asas dan Teori Pidana Bagi Generasi Muda”, yang diikuti secara oleh mahasiswa PGSD Kampus UPI Di Cibiru. Pemateri pada kegiatan tersebut, yaitu, Adv. Yoga Ray Pangestu, S.H., yang berprofesi sebagai advokat, yang berfokus pada kasus hukum pidana dan bisnis.

Tujuan diselenggarakannya, kegiatan itu, adalah untuk memperkuat wawasan hukum mahasiswa PGSD Kampus UPI Di Cibiru, mengingat salah satu indikator warga negara yang cerdas dan baik, adalah yang memahami dan menerapkan hukum dalam aktivitas sosialnya, sehingga kedamaian, ketertiban, dan keadilan masyarakat bisa terwujud.



Kuliah umum tersebut, dibuka oleh, Sekretaris Program Studi PGSD Kampus UPI Di Cibiru, Dr. Dinie Anggraeni Dewi, M.Pd., yang mewakili Ketua Program Studi PGSD Kampus UPI Di Cibiru, berpesan, supaya mahasiswa secara seksama memperhatikan materi atau kajian yang dibawakan oleh pemateri, atau dosen tamu, maka wawasan dan pemahaman hukum mahasiswa bisa meningkat, dan senantiasa berkontribusi pada kepentingan masyarakat

Pada basisnya, kuliah umum itu diikuti oleh 110 mahasiswa PGSD Kampus UPI Di Cibiru, secara daring, mengingat dilakukan melalui zoom meeting, Agil Nanggala, M.Pd., selaku dosen pengampu, berpesan, bahwa visi kuliah umum tersebut, berupaya dalam memberikan pemahaman hukum bersifat komprehensif pada mahasiswa, yang dibawakan langsung oleh praktisi hukum, selaku praktik MBKM, khususnya pada IKU (Indikator Kinerja Utama) Ke-4.

Tentu, tidak hanya memenuhi visi IKU yang diamanatkan Kemendikbudristek RI, tetapi juga secara nyata untuk mewujudkan mahasiwa yang senantiasa mewujudkan nilai-nilai hukum pada masyarakat, yaitu, keadilan, kepastian, dan kebermanfaatan hukum.



Ads 970x90