Tampilkan postingan dengan label pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pendidikan. Tampilkan semua postingan

Efektifkah Remedial Bagi Siswa?

Foto ; Gina Meilina Syarifah. S.Pd., Gr Mahasiswa Pasca Sarjana FPIPS UPI
 

    Proses pembelajaran untuk semester ini telah berakhir, ditandai dengan evaluasi sumatif di akhir semester.  Dalam proses pembelajaran tentunya ada yang dinamakan tes formatif dan sumatif. Tes formatif itu sendiri Bertujuan untuk memberikan umpan balik selama proses pembelajaran berlangsung. Tes ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran telah berjalan, dan untuk memperbaiki proses belajar. Tes formatif biasanya dilakukan sebelum atau selama pembelajaran berlangsung, dengan bentuk penilaian yang fleksibel, kreatif, dan autentik. Contoh tes formatif adalah projek yang diberikan kepada siswa, dan kemudian diperiksa dan diberi tanggapan oleh guru. Sementara tes sumatif Bertujuan untuk menentukan tingkat pencapaian siswa. Tes ini dilakukan setelah pembelajaran selesai, untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran. Tes sumatif biasanya dilakukan pada akhir suatu unit, bab, semester, atau tahun ajaran. Contoh tes sumatif adalah kuis atau ujian harian, dan kemudian dianalisis oleh guru untuk menentukan nilai akhir bagi setiap siswa. Nilai akhir ini akan menjadi acuan untuk menentukan Kriteria Ketercapaian tujuan pembelajaran siswa pada semester tersebut.

    Jika nilai tes sumatif di bawah Kriteria Ketercapaian tujuan pembelajaran atau KKTP maka peserta didik biasanya akan mendapatkan tugas remedial atau ujian susulan untuk memperbaiki nilai. Guru pengampu akan memberikan tugas remedial sesuai dengan mata pelajaran yang nilainya di bawah Ketercapaian tujuan pembelajaran. Remedial adalah proses pembelajaran tambahan yang dirancang untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa tersebut.

foto : membimbing siswa dalam remedial
    Dalam sebuah artikel dijelaskan tentang tujuan Remedial diantaranya adalah Mengidentifikasi kesulitan belajar siswa, Mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif, Meningkatkan kemampuan akademik, Mengurangi angka ketidaklulusan, Membantu siswa mencapai potensi maksimal. Sementara Kebermanfaatan Remedial adalah Meningkatkan pemahaman konsep dasar materi pelajaran, Mengatasi kesulitan belajar, Membangun kepercayaan diri siswa, Mengurangi kesenjangan pemahaman antarsiswa dan Membantu siswa mencapai standar kompetensi.

    Langkah agar Efektifitas Belajar untuk Menghindari Remedial diantaranya yaitu Siswa Aktif bertanya dan sering berdiskusi baik antar siswa maupun dengan guru mata pelajaran, Membuat catatan dan ringkasan dalam setiap pertemuan pembelajaran, Mengerjakan tugas tepat waktu untuk melatih disiplin ilmu, literasi dan memahami materi sebelum pelajaran, Menggunakan sumber belajar tambahan lainnya  seperti mencari referensi di online sumber buku, membangun lingkungan belajar kondusif, mengatur waktu belajar efektif dan Menerima umpan balik dari guru/teman.

    Adapun Strategi bagi siswa dalam Menghindari Remedial, yaitu  Dengan belajar kelompok mendiskusikan materi bersama teman, memanfaatkan sumber online seperti Video, aplikasi, dan situs pendidikan, Membuat perencanaan belajar materi pelajaran, Istirahat yang cukup dengan menghindari kelelahan dan selalu evaluasi diri kemajuan pemahaman pelajaran. Selain itu siswa juga memerlukan dukungan spirit dan motivasi dengan cara mengkonsultasikan dengan guru untuk mengidentifikasi kesulitan belajar, sharing dengan orang tua untuk mendapatkan doa dan dukungan atau bila perlu mencari bantuan les privat.

    Remedial merupakan langkah strategis untuk membantu siswa mengatasi kesulitan belajar. Dengan memahami tujuan dan kebermanfaatan remedial, siswa dan pendidik dapat bekerja sama mencapai hasil akademik optimal.


oleh : Gina Meilina syarifah. S.Pd. Gr. Mahasiswa Pasca Sarjana FPIPS UPI Bandung

Dampak Psikososial Penggunaan Teknologi pada Siswa yang Menyebabkan Lost Learning

 

Relawan Teknologi, Informasi dan Komunikasi Kabupaten Subang. dari kiri Wijaya kusuma, Iin dan Kukun Kurniawan

Penggunaan teknologi dalam pendidikan memiliki manfaat signifikan, namun juga membawa dampak psikososial yang mempengaruhi proses belajar siswa. Salah satu dampak yang paling mencolok adalah fenomena "lost learning", di mana siswa mengalami penurunan kualitas pembelajaran akibat ketergantungan berlebihan pada teknologi.

Pertama, penggunaan teknologi yang tidak terkontrol dapat mengurangi interaksi sosial langsung. Interaksi sosial adalah komponen penting dalam perkembangan emosional dan kognitif siswa. Ketika siswa lebih sering terisolasi dengan perangkat mereka, kesempatan untuk berinteraksi, berkolaborasi, dan belajar dari teman sebaya berkurang, yang dapat menyebabkan penurunan motivasi belajar.

Kedua, ketergantungan pada teknologi dapat mempengaruhi kesehatan mental siswa. Terpapar layar dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan kelelahan mata, gangguan tidur, dan kecemasan. Selain itu, media sosial sering kali menciptakan tekanan untuk selalu tampil sempurna, yang bisa memicu rasa rendah diri dan stres. Hal ini secara tidak langsung dapat menghambat kemampuan belajar siswa dan menyebabkan lost learning.

Ketiga, kualitas konten digital yang dikonsumsi juga mempengaruhi proses belajar. Tidak semua konten yang tersedia di internet memiliki nilai edukatif yang tinggi. Siswa yang kurang pandai memilah informasi bisa terjebak dalam konten yang tidak relevan atau bahkan misinformasi, yang akhirnya mengganggu proses pembelajaran mereka.

Akhirnya, akses teknologi yang tidak merata juga berkontribusi pada lost learning. Siswa yang tidak memiliki akses memadai ke perangkat teknologi dan internet mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran secara online, yang menyebabkan ketertinggalan belajar dibandingkan teman-teman mereka yang lebih beruntung.

RTIK Subang merespon Lost Learning

Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK-Red) Subang Merespon Fenomena ini dimana era digital yang serba cepat ini, teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam dunia pendidikan. Penggunaan teknologi seperti smartphone, tablet, dan platform pembelajaran daring membuka peluang besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Namun, di sisi lain, tanpa pengelolaan yang bijak, teknologi juga membawa tantangan, salah satunya adalah dampak psikososial yang dapat menyebabkan lost learning pada siswa.

Sebagai penggiat literasi digital Wijaya Kusuma yang juga Ketua Rtik kabupaten Subang, kita menyadari bahwa teknologi adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, teknologi memungkinkan akses luas ke informasi, memperkaya pengalaman belajar, dan membantu siswa mengembangkan keterampilan abad ke-21. Namun, di sisi lain, dampak psikososial dari penggunaan teknologi yang berlebihan, seperti kecanduan gawai, kurangnya interaksi sosial, dan minimnya kontrol diri, dapat mengganggu proses belajar siswa.

Fenomena lost learning sering kali terjadi akibat distraksi digital. Ketika siswa lebih banyak menghabiskan waktu di media sosial, bermain gim daring, atau mengonsumsi konten hiburan daripada belajar, kualitas pendidikan mereka terancam menurun. Hal ini diperparah oleh isolasi sosial yang mungkin dialami siswa ketika mereka lebih banyak terhubung dengan dunia maya daripada dunia nyata. Kehilangan interaksi tatap muka yang mendukung pembelajaran kolaboratif bisa membuat siswa kurang percaya diri, kesulitan membangun empati, dan mengalami penurunan motivasi belajar.

Selaras dengan Kukun Kurniawan Pengajar di salahsatu Sekolah Formal di Kabupaten Subang yang juga Sebagai penggiat literasi digital, tugas kita adalah menjadi fasilitator perubahan. Kita harus mengajarkan kepada siswa dan orang tua tentang pentingnya keseimbangan dalam penggunaan teknologi. Literasi digital bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga tentang kesadaran dan etika dalam menggunakan teknologi. Membimbing siswa untuk memahami manfaat dan risiko teknologi, serta mendorong mereka untuk mengelola waktu layar dengan bijak, adalah langkah penting untuk mencegah lost learning.

Selain itu, pendekatan holistik yang melibatkan sekolah, keluarga, dan masyarakat perlu dilakukan untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang sehat. Aktivitas literasi seperti membaca buku fisik, diskusi kelompok, dan kegiatan kreatif di luar teknologi dapat menjadi alternatif yang membantu siswa menemukan kembali semangat belajar.

Teknologi harus menjadi alat yang memampukan, bukan penghambat. Dengan literasi digital yang kuat, kita dapat membantu siswa mengatasi dampak psikososial teknologi dan meminimalkan risiko lost learning. Pendidikan yang berbasis nilai, disiplin, dan kolaborasi adalah kunci untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga tangguh secara emosional dan sosial.

Ilustrasi, anak kecanduan Gadget

Dalam rangka mengatasi dampak negatif ini, penting bagi para pendidik dan orang tua untuk memberikan bimbingan dan pengawasan dalam penggunaan teknologi. Salah satunya yaitu dengan Literasi digital. Literasi digital adalah kemampuan untuk menggunakan, memahami, dan mengevaluasi teknologi secara efektif. Literasi digital yang baik dapat membantu siswa dalam Menggunakan teknologi secara bijak, siswa yang memiliki literasi digital yang baik akan lebih mampu mengatur waktu penggunaan gadget, memilih konten yang sesuai, dan menghindari dampak negatif dari teknologi. Kemudian manfaat dari literasi digital yaitu Mencegah cyberbullying, Dengan memahami risiko cyberbullying dan cara mencegahnya, siswa dapat melindungi diri sendiri dan teman-temannya. Menemukan informasi yang akurat, Literasi digital membantu siswa untuk membedakan informasi yang benar dan hoaks, serta mengevaluasi sumber informasi secara kritis. Dan yang terakhir siswa dapat Berkomunikasi secara efektif dan sopan. Dengan Pembelajaran yang seimbang antara teknologi dan interaksi langsung, serta penyediaan konten digital berkualitas, dapat membantu mengurangi risiko lost learning dan mendukung perkembangan psikososial siswa secara optimal.

SMP Pusakajaya Gelar Sosialisasi Stop Perkawinan Anak dan Kenakalan Remaja

subangkab.my.Id, Pusakajaya, Kamis (21/11) – SMP Pusakajaya mengadakan sosialisasi bertema Stop Perkawinan Anak dan Kenakalan Remaja. Acara ini dihadiri oleh siswa-siswi, guru, dan tokoh masyarakat setempat dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya melindungi generasi muda dari pernikahan dini dan perilaku yang merugikan.

Dalam kegiatan ini, narasumber dari Tenaga Motivator Ketahanan Keluarga(MOTEKAR)  Kecamatan Pusakajaya dan Compreng memberikan pemaparan terkait dampak negatif perkawinan anak, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial. Dijelaskan bahwa pernikahan dini tidak hanya menghambat pendidikan anak tetapi juga dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.

Selain itu, materi tentang kenakalan remaja juga disampaikan oleh pihak kepolisian setempat. Mereka menyoroti dampak buruk penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, hingga tindak kriminal di kalangan pelajar. "Masa remaja adalah masa untuk belajar dan meraih cita-cita. Hindari hal-hal yang dapat merusak masa depan," ujar Babinsa Pusakajaya (selamet) dalam sambutannya.

Kepala SMP Pusakajaya menyampaikan harapannya agar siswa dapat memahami pentingnya menjaga diri dan memanfaatkan waktu untuk hal-hal positif. "Kami ingin siswa kami menjadi generasi yang cerdas dan berakhlak mulia. Sosialisasi ini adalah bagian dari upaya kami untuk mendukung mereka," tuturnya.

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif antara narasumber dan siswa. Banyak siswa yang antusias mengajukan pertanyaan seputar topik yang dibahas, menunjukkan kesadaran mereka yang semakin meningkat.

Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan siswa SMP Pusakajaya dapat menjadi generasi muda yang bebas dari pernikahan dini dan kenakalan remaja, serta mampu membawa perubahan positif bagi lingkungan sekitar.

SPNF SKB Subang ajak Peserta didik berkunjung ke Museum Subang


Selasa 19/11, Satuan pendidikan non formal Sanggar Kegiatan Belajar (SPNF SKB red) Subang mengajak para peserta didiknya untuk berkunjung ke Museum Subang yang beralamat jalan Ahmad Yani karang anyar atau di gedung Wisma Karya Subang. 
Tujuan diadakannya kunjungan ke museum Subang yaitu memberikan pengalaman yang mendalam dan edukasi tentang sejarah dan seni budaya di kabupaten Subang kepada peserta didik.
Sementara Museum Subang sendiri adalah satu satunya museum di pusat kota Subang. Dengan adanya museum di Kabupaten Subang, menjadi wadah untuk menjaga, memelihara, menghargai budaya, sejarah, serta seni dari benda-benda bersejarah. Keberadaan Museum di kabupaten Subang ini memiliki peran penting dalam melestarikan warisan budaya dan pendidikan, maka tidak salah lagi jika Museum Kabupaten Subang sering digunakan dalam kunjungan studi tour terutama bagi para pelajar, pemandu museum akan memberikan informasi mendalam seputar benda-benda bersejarah.
Peserta didik SPNF SKB tampak sangat antusias dalam menelusuri setiap ruangan, hal tersebut terlihat dari banyaknya pertanyaan dari Peserta didik kepada pendamping dan pemandu yang berada di destinasi tersebut. 
Ikut serta dalam kegiatan tersebut para Tutor kesetaraan dan Plt Kepala Sekolah SKB Erni Herninawati Komara,. S.Pd. M.M "Diharapkan dengan diadakannya kegiatan tersebut dapat menumbuhkan wawasan dan kecintaan generasi muda terhadap warisan budaya dan dapat turut serta melestarikan warisan budaya, selain itu juga dapat menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap museum dan menumbuhkan minat para pelajar untuk berkunjung ke museum" ungkapnya kepada media.
Museum Subang memiliki beberapa fasilitas salah satunya adalah ruang theatre, ruang theatre ini digunakan untuk memperkenalkan budaya Kabupaten Subang dan sejarah-sejarah yang ada di Kabupaten Subang. Ruang theatre museum sebagai tempat yang menarik terutama bagi para pelajar untuk mempelajari lebih dalam seputar Kabupaten Subang dan Sejarahnya. Museum Kabupaten Subang di lengkapi dengan koleksi 3d. Jam operasional dari jam 08.00-15.00 setiap harinya kecuali jika hari libur Nasional museum tidak beroperasi.

Rutin setiap tanggal 14, SMP Negeri 3 Kalijati Melaksanakan Kegiatan Upacara Pramuka.

Kamis 14 November 2024, SMP Negeri 3 Kalijati mengadakan upacara Pramuka yang di ikuti seluruh siswa SMP NEGERI 3 Kalijati, Upacara pramuka dilaksanakan setiap tanggal 14 di setiap bulannya sesuai dengan instruksi peraturan gubernur Jawa Barat nomor 15 tahun 2021 tentang perubahan kedua atas peraturan gubernur Jawa Barat nomor 99 tahun 2015 tentang pakaian dinas lingkungan pemerintah daerah provinsi Jawa Barat.

Berlaku sebagai pembina upacara pada kegiatan tersebut yaitu Asman. Si.Pust selaku pembina Pramuka SMP negeri 3 Kalijati. Dalam amanatnya pembina upacara mengingatkan tentang arti pentingnya menghargai para pahlawan yang baru beberapa hari terlewatkan yaitu peringatan hari pahlawan 10 November 2024 dengan tema teladani pahlawanmu cintai negerimu. 
Penting bagi para siswa untuk menghormati dan menghargai para pahlawan nasional karena mereka telah memberikan pengorbanan besar demi kemerdekaan dan masa depan bangsa. 
Adapun  beberapa alasan pentingnya menghargai para pahlawan diantaranya yaitu meneladani semangat perjuangan dan patriotisme, membangun kesadaran akan identitas dan sejarah bangsa, menghargai kemerdekaan dan kebebasan yang diperoleh, memotivasi diri untuk berkontribusi bagi bangsa dan mencegah generasi muda dari sikap apatis dan individualis.
Upacara dilaksanakan dengan secara khidmat oleh seluruh siswa dan karyawan SMP negeri 3 Kalijati

Ads 970x90