Kadar asam urat yang tinggi dalam tubuh berpotensi menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Salah satu akibat yang sering terjadi adalah rasa sakit pada sendi-sendi seperti jari tangan dan siku, bahkan sampai menyebabkan sendi menjadi kaku.
Tingginya asam urat tidak semata-mata dipicu oleh diet yang buruk. Walaupun menjauhi alkohol dan mengurangi konsumsi makanan serta minuman tertentu bisa membantu menurunkan kadar asam urat, penting juga untuk mewaspadai kondisi medis dan faktor genetik yang berpotensi meningkatkan kadar asam urat.
Ketahui lebih dalam mengenai kondisi dan berbagai faktor pemicu tingginya kadar asam urat, agar penanganan yang sesuai dapat diperoleh.
Apa itu asam urat?
Setiap individu memiliki mekanisme alami untuk mengurai purin menjadi produk limbah, yang dikenal sebagai asam urat.
Purin merupakan senyawa yang terdapat dalam aneka jenis makanan. Akan tetapi, tubuh pun mampu menghasilkan purin secara mandiri.
Biasanya, asam urat larut dalam darah dan dikeluarkan oleh ginjal. Akan tetapi, produksi asam urat berlebihan dan kinerja ginjal yang buruk menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam tubuh.
Perilaku yang memicu peningkatan kadar asam urat.
Kenaikan kadar asam urat dalam tubuh dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti pilihan makanan, keturunan, dan kebiasaan sehari-hari.
Inilah beberapa perilaku yang memicu peningkatan kadar asam urat yang sebaiknya dikendalikan:
1. Makanan tinggi purin
Pemicu utama penyakit asam urat adalah konsumsi makanan yang kaya akan purin, contohnya daging merah (seperti daging sapi dan kambing), organ dalam hewan (misalnya ati ampela), dan hidangan laut (seperti udang, kepiting, cumi-cumi, serta jenis ikan tertentu seperti makarel dan teri).
2. Minuman kaleng dan minuman yang mengandung fruktosa tinggi
Selain makanan, beberapa minuman juga berisiko menyebabkan seseorang mengalami kadar asam urat yang tinggi. Ini termasuk minuman kaleng, minuman dengan tinggi fruktosa (kadar gula), hingga minuman yang mengandung alkohol.
3. Faktor genetik
Kadar asam urat yang tinggi memiliki faktor disebabkan oleh sejumlah faktor, ada yang dapat dikendalikan, tetapi ada juga yang tidak dapat dikendalikan. Salah satu sebab tingginya asam urat yang tidak dapat dikendalikan adalah faktor genetik. Sebagai contoh, orang tua memiliki riwayat asam urat tinggi, besar kemungkinan keturunannya juga akan memiliki risiko asam urat yang tinggi.
4. Jenis kelamin
Jenis kelamin juga berpengaruh terhadap kadar asam urat seseorang. Asam urat tinggi paling sering dialami oleh laki-laki berusia 30 tahun ke atas. Pada kondisi ini, hormon juga berperan dalam meningkatkan kadar asam urat seseorang.
Pada perempuan, ada kandungan estrogen dan progesteron yang sangat berperan. Perempuan yang belum mengalami menopause umumnya masih terlindungi dari beberapa penyakit metabolik, seperti darah tinggi, diabetes, atau asam urat. Namun, ketika memasuki usia menopause, satu per satu penyakit tersebut mulai muncul.
5. Pola hidup yang kurang baik bagi kesehatan.
Pola hidup jelas memegang peranan krusial dalam memelihara kesehatan tubuh secara menyeluruh. Menerapkan gaya hidup yang kurang sehat juga berpotensi meningkatkan kadar asam urat pada diri Anda.
Kurangnya gerak merupakan kebiasaan yang sering ditemui. Kondisi ini berpotensi menyebabkan berat badan bertambah dan meningkatkan kemungkinan mengalami obesitas. Di samping itu, sedikitnya konsumsi air juga dapat memicu peningkatan kadar asam urat.
6. Penggunaan obat tertentu
Konsumsi obat-obatan khusus bisa jadi salah satu penyebab tingginya kadar asam urat. Misalnya, penggunaan obat diuretik dalam waktu lama pada pasien jantung berpotensi menaikkan kadar asam urat. Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh penyakit lain selain asam urat, lho, Bunda.
Tanda-tanda asam urat yang paling sering muncul.
Berikut ini adalah pembahasan lengkapnya:
1. Nyeri sendi
Pada penderita asam urat, gejala yang umum terjadi adalah rasa nyeri sendi yang datang tiba-tiba, terasa sangat hebat, dan berlangsung lama. Nyeri ini biasanya menyerang jempol kaki, disertai pembengkakan dan kemerahan.
Akan tetapi, rasa sakit ini juga bisa muncul di area tubuh yang lain, misalnya lutut, mata kaki, pergelangan tangan, bahkan sampai jari tangan.
2. Pembengkakan persendian
Selain rasa sakit, sendi Ibu yang mengalami kadar asam urat tinggi juga akan menunjukkan perubahan warna menjadi merah, membengkak, terasa hangat, dan menimbulkan rasa nyeri yang mengakibatkan terbatasnya ruang gerak.
Rasa sakit pada sendi ini bisa diredakan dengan obat pereda nyeri, namun bisa kambuh lagi jika Ibu mengonsumsi makanan atau minuman dengan kadar purin tinggi. Artinya, nyeri sendi ini berpotensi untuk muncul kembali secara periodik.
Akibat dari tingginya level asam urat.
Kadar asam urat yang berlebihan dapat berdampak buruk pada pembuluh darah, meningkatkan risiko penyakit jantung. Lebih lanjut, tingginya asam urat juga dapat memicu pembentukan batu ginjal.
Kadar asam urat yang tinggi dan berkelanjutan dapat memicu pembentukan endapan kristal urat pada sendi, yang dikenal sebagai tofus atau benjolan. Seiring waktu, kondisi ini dapat menyebabkan peradangan sendi yang mengubah bentuk tubuh. Akibatnya, kemampuan bergerak atau beraktivitas penderita bisa terhambat.
Cara-cara sehat untuk menjaga kadar asam urat tetap stabil.
Inilah beberapa rutinitas yang bisa Ibu lakukan untuk menjaga kadar asam urat tetap stabil.
1. Kurangi konsumsi makanan yang kaya akan purin.
1. Langkah awal, ubah pola konsumsi makanan dengan mengurangi asupan makanan yang kaya akan purin.
Bunda dapat membatasinya dengan mengontrol konsumsi daging merah. Jadwalkan makan daging hanya seminggu sekali.
Pada individu normal, sebaiknya asupan purin tidak lebih dari 399 miligram (mg) per hari. Sementara pada penderita Gout (asam urat) sebaiknya mengonsumsi diet rendah purin kurang dari 150 mg/hari, bahkan jika kadar asam urat lebih dari 10 mg/dl ditambah adanya gejala pada persendian dan nyeri, maka disarankan untuk mengonsumsi diet bebas purin.
2. Rutin latihan fisik
Orang dengan kadar asam urat yang tinggi dianjurkan untuk rutin berolahraga. Pastikan untuk rutin beraktivitas untuk mencegah berat badan berlebih atau obesitas.
Kelebihan berat badan dapat memicu resistensi insulin atau kekebalan insulin pada metabolisme tubuh. Hal ini kemudian dapat meningkatkan risiko kadar asam urat yang tinggi.
Untuk pasien yang overweight atau obesitas, disarankan memilih jenis olahraga aerobik. Selain itu, pastikan saat berolahraga diimbangi juga dengan minum cukup air agar terhidrasi dengan baik.
Disarankan memilih olahraga dari sedang ke berat. Paling tidak 30 menit per hari atau 150 menit per minggu. Namun, dalam kondisi asam urat tinggi dianjurkan untuk menunggu reda terlebih dulu ya, Bunda.
3. Manajemen stres dengan baik
Meski stres tidak berhubungan langsung dengan asam urat, tetapi dapat meningkatkan risiko gaya hidup tidak sehat yang menjadi faktor penyebab asam urat, seperti sering makan junk food, malas berolahraga, dan malas minum.
Di samping itu, stres juga dapat memicu inflamasi pada sel, contohnya sel sitokin inflamasi. Sel yang meradang ini berpotensi memengaruhi proses metabolisme dalam tubuh. Dengan demikian, hormon stres memiliki dampak pada efektivitas ginjal dalam mengeluarkan asam urat.
4. Lakukan pengecekan kadar asam urat secara berkala.
Umumnya, kadar asam urat yang dianggap normal berkisar antara 5 hingga 6. Kadar asam urat yang sangat rendah, contohnya di bawah 3 miligram/desiliter dalam waktu yang lama, dapat memperbesar kemungkinan terkena penyakit lain, seperti Parkinson, Alzheimer, atau gangguan motorik lainnya.
Oleh karena itu, kadar asam urat perlu dijaga agar tidak berlebihan maupun kekurangan. Penting bagi Ibu untuk memeriksakan diri secara berkala ke dokter spesialis penyakit dalam.
Apakah diperbolehkan mengonsumsi obat asam urat tanpa anjuran dari dokter?
Tentunya tidak boleh, Bunda. Jika ingin mengonsumsi obat, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sehingga terapi pengobatan sesuai dengan kondisi yang Bunda alami.
Selain itu, tidak disarankan juga untuk mengatasi asam urat dengan obat herbal. Apalagi jika tidak diketahui proses pembuatannya. Obat herbal dikhawatirkan memiliki kandungan tertentu yang justru berisiko meningkatkan kristal asam urat atau radang sendi.
Meski begitu, Bunda dapat mengonsumsi obat untuk menghilangkan nyeri sendi yang dialami, yakni dengan Ibuprofen atau Paracetamol.
Namun, saat nyeri hebat terjadi secara mendadak disertai dengan bengkak, merah, bahkan sakit saat disentuh, Bunda harus segera berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas Squad. Daftar klik diSINI. Gratis!