5 Makanan dan Minuman Ini Digemari Sel Kanker, Apa Saja?

5 Makanan dan Minuman Ini Digemari Sel Kanker, Apa Saja?

- Tahukah Anda, beberapa jenis makanan dan minuman ternyata berperan dalam perkembangan sel kanker?

Seperti yang kita ketahui, kanker adalah penyakit kompleks yang memiliki banyak jenis dan potensi penyebab berbeda.

Penyebab penyakit kanker sendiri hingga saat ini belum sepenuhnya diketahui.

Meski begitu, beberapa faktor yang berkaitan dengan perkembangan kanker sudah ditemukan.

Faktor internal yang berpengaruh yaitu susunan genetik dan riwayat keluarga.

Sementara itu, faktor eksternal seperti gaya hidup juga memiliki pengaruh.

Penelitian menunjukkan bahwa 80 hingga 90 persen tumor ganas terkait dengan faktor eksternal.

Salah satu faktor gaya hidup yang perlu dipertimbangkan adalah pola makan.

Hal ini disebabkan penelitian menunjukkan bahwa beberapa makanan berkaitan dengan risiko kanker jenis tertentu.

Lantas, makanan dan minuman apa saja yang dapat meningkatkan risiko kanker?

5 makanan dan minuman yang dapat meningkatkan risiko kanker

Makanan dan minuman yang terkait dengan beberapa jenis kanker adalah asupan yang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, obesitas, ataupun mengandung karsinogen.

Karsinogen adalah zat berbahaya yang dapat menyebabkan kanker tetapi dipengaruhi oleh faktor genetika dan durasi terkena karsinogen.

Dilansir dari Healthline (24/6/2024), berikut makanan dan minuman yang berisiko menyebabkan kanker.

  • Makanan yang dimasak terlalu lama

Makanan yang terlalu matang, terutama pada daging dapat membentuk karsinogen yang meningkatkan risiko kanker dengan mengubah DNA sel tubuh.

Untuk mengurangi risiko karsinogen, dianjurkan untuk memasak makanan dengan cara direbus dan menggunakan api kecil.

  • Makanan manis dan karbohidrat olahan

Contohnya adalah minuman manis, pasta putih, roti putih, nasi putih, dan sereal manis.

Mengonsumsi makanan ini dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 dan obesitas.

Studi tahun 2019 menunjukkan bahwa diabetes tipe 2 meningkatkan risiko kanker ovarium, payudara, dan endometrium (rahim).

Penelitian tahun 2017 juga mengungkapkan bahwa konsumsi gula dan karbohidrat olahan yang tertinggi menyebabkan kadar glukosa darah meningkat dan menjadi faktor risiko kanker kolorektal.

Disarankan untuk mengonsumsi roti gandum utuh, pasta gandum utuh, beras merah, dan gandum sebagai pengganti.

  • Daging olahan atau frozen food

Daging olahan adalah semua jenis daging yang telah diawetkan dengan cara diasapi, diasinkan, atau dikalengkan.

Beberapa jenis daging olahan, antara lain adalah sosis, ham, kornet, dendeng, dan salami.

Metode yang digunakan untuk mengolah daging ini dapat menimbulkan zat karsinogen.

Studi pada tahun 2018 menyebutkan bahwa mengawetkan daging dengan nitrit dapat membentuk karsinogen yang disebut dengan senyawa N-nitroso.

Selain itu, mengasapi daging juga dapat menyebabkan karsinogenik hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH).

Menurut studi tahun 2019, daging olahan merupakan faktor risiko utama kanker kolorektal (kanker yang tumbuh di bagian kolon usus besar).

Penelitian tahun 2019 juga menemukan bahwa daging olahan berkaitan dengan kanker perut.

Studi tahun 2018 juga menemukan bahwa konsumsi daging olahan yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.

  • Makanan yang dimasak di suhu tinggi

Makanan yang dimasak pada suhu tinggi menggunakan tepung membentuk senyawa akrilamida.

Senyawa ini terbentuk ketika makanan dimasak dengan cara digoreng, dipanggang, dan dibakar.

Studi tahun 2018 pada tikus menemukan bahwa akrilamida bersifat karsinogenik.

International Agency for Research on Cancer (IARC) mengatakan, "mungkin juga bersifat karsinogenik bagi manusia."

Mengonsumsi banyak gorengan seperi kentang goreng juga dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas.

Kondisi ini dapat meningkatkan stres oksidatif dan peradangan, yang selanjutnya menungkatkan risiko kanker.

  • Alkohol

Setelah mengonsumsi alkohol, hati memecah alkohol menjadi asetataldehida, salah satu senyawa karsinogenik.

Studi tahun 2017 mengatakan bahwa asetaldehida meningkatkan kerusakan DNA dan stres oksidatif yang mengganggu fungsi kekebalan tubuh.

Kondisi itu menyebabkan tubuh sulit menargetkan sel prakanker dan kanker.

Selain itu, studi tahun 2015 mengatakan bahwa alkohol dapat meningkatkan kadar estrogen di tubuh perempuan.

Hal ini berkaitan dengan risiko yang lebih tinggi untuk kanker payudara yang positif reseptor estrogen.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama