
Tidak ada teks yang perlu diterjemahkan. Output: <failed>
Apa Itu Branding Diri?Singkatnya, personal branding atau branding diri adalah cara dunia mengenal kita. Adanya personal branding memungkinkan kita untuk menunjukkan siapa diri kita, apa yang kita percaya, dan nilai apa yang ingin kita bagikan pada dunia.
Sebagian besar dari kita mungkin menganggap personal branding adalah deretan postingan sosial media yang estetik, tertata, rapi, dan sedap dipandang mata dengan tone warna senada dan caption yang mengandung petuah penuh kearifan. Realitanya, semua yang kita bagikan ke orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, perlahan akan membentuk branding diri kita sendiri. Mau tidak mau dan siap tidak siap, personal branding menjadi bagian terpenting dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama di tengah canggihnya teknologi yang terus berkembang dan memungkinkan siapa pun untuk dikenal lebih luas hanya dengan sentuhan jari di media sosial. Mengapa begitu?
Like products in the market, of course all products should have a brand. No matter how good and high quality they are, if they don't have a clear and widely recognized brand among the general public, people might get confused and wonder, "What product is this? Who is the manufacturer? What is the use and advantage of this product compared to other products?"
Naahh, hal yang sama juga berlaku untuk kita semua. Kita memerlukan "merek" untuk dikenal, diingat, dan dipercaya oleh orang lain. Branding diri akan membantu kita menjalani kehidupan sebagai makhluk sosial, karena sebanyak apapun pencapaian yang kita raih, orang tetap butuh alasan untuk mengenali, mengingat, dan mempercayai siapa diri kita. Tanpa alasan atau merek yang dikenal oleh orang lain, maka sebaik apapun kualitas yang kita miliki bisa saja luput dari perhatian. Mungkin saja kita tetap berharga, tapi tidak banyak yang tahu apa yang sebenarnya kita tawarkan. Bagaimana bisa tahu kalau merek saja tidak punya? Bukankah begitu, Kawan?
"Ingredient" Personal BrandingPersonal branding bukan hanya milik orang-orang terkenal, berpengaruh, berkuasa, berpangkat, dan semacamnya. Semua orang berhak menentukan bagaimana dirinya ingin dikenal, termasuk para pelajar dan mahasiswa yang gelagapan menyelesaikan tugas atau gen Z yang bingung mengikuti trend tiktok. Naah, agar branding diri kita nggak hanya sebatas "asal dikenal" dan dapat banyak like sekaligus komentar di media sosial, wajib hukumnya untuk tahu dan paham apa saja ingredient yang membentuk personal branding.
Belakangan ini, dunia maya dihebohkan oleh figur yang menarik perhatian publik, yaitu Kang Dedi Mulyadi atau akrab disapa KDM, Gubernur Jawa Barat yang namanya sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Baik disadari atau tidak, KDM benar-benar menerapkan personal branding yang tidak hanya membuatnya sekadar dikenal, tetapi juga diingat, dikenang, dan dipercaya berkat nilai-nilai yang konsisten ditampilkan melalui media sosial.
Banyak tokoh menyoroti keberhasilan KDM dalam membangun branding dirinya, salah satunya adalah Helmy Yahya. Dalam bukunya yang berjudul Who the Hell Are You dan dalam salah satu video YouTube-nya berjudul Belajar Personal Branding dari KDM? Ini Tipsnya, Helmy Yahya membahas bagaimana personal branding bisa menjadi kekuatan besar dalam membentuk persepsi publik terhadap seseorang. Lalu, apa saja yang membuat personal branding bisa begitu kuat dan melekat, seperti yang kita lihat pada figur seperti KDM? Helmy Yahya menyebutkan ingredient utama yang bisa kita jadikan pedoman. Apa sajakah itu, Kawan?
1. TampilanTidak peduli percaya atau tidak, penampilan adalah faktor paling mempengaruhi saat kita bertemu orang baru. Orang lain akan lebih mudah mengenal kita jika kita memiliki gaya yang berbeda dari kebanyakan orang. Benarkah, ya?
KDM menerapkan hal ini dalam personal branding-nya. Beliau selalu memakai pakaian serba putih dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan sentuhan ikat kepala putih yang selalu menghiasi. Orang yang berpenampilan berbeda akan lebih mudah dikenali dan diingat karena mereka memiliki ciri khas tersendiri. Bagaimana mungkin orang lupa jika penampilan kita lebih mencolok dan berbeda dari yang lain?
2. PencapaianBahan selanjutnya yang menentukan keberhasilan personal branding kita adalah pencapaian. Yap, benar. Setiap orang yang memiliki berbagai pencapaian akan lebih mudah dikenali karena prestasinya yang bertaburan seperti jutaan bintang di langit malam. Pencapaian di bidang apapun akan sangat menentukan keberhasilan kita dalam membentuk personal branding.
Salah satu tanda jika pencapaian kita berhasil tak lain dan tak bukan adalah ... mendapat kritik yang mengarah pada bullying, komentar pedas, dan ujaran kebencian. Mengapa begitu? Karena tidak semua orang bisa meraihnya, lebih banyak yang hanya ingin mengomentari saja. Sama halnya seperti KDM yang dikagumi banyak orang, tetapi juga ada yang membencinya. Terbukti, kan? Kesuksesan personal branding sejatinya bisa dilihat dari banyaknya haters yang bertebaran di kolom komentar, hehe!
3. KeahlianKeahlian atau skill juga merupakan faktor penentu keberhasilan personal branding yang dibangun. Mulai dari keahlian komunikasi, negosiasi, tulis menulis, menawarkan produk atau jasa, hingga membagikan ilmu yang dimiliki termasuk dalam ingredient penentu keberhasilan branding diri sendiri. Orang lain akan lebih mudah mengenali kita dengan keahlian yang dimiliki, kan?
4. KeunikanUniqueness of each individual is a form of blessing from the Almighty that can certainly be utilized as best as possible to introduce oneself to the outside world. Physical uniqueness, life stories, or even achievements will attract others to get to know and remember who we are.
5. PerilakuTerakhir namun tidak kalah penting, perilaku atau attitude juga menjadi bahan yang tidak boleh dilupakan, Kawan. Mengingat Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang dikenal akan keramahannya, tentu attitude kita akan menjadi salah satu perhatian publik. Seseorang akan dinilai berhasil membangun personal branding-nya jika dapat memperlakukan semua orang dengan adil dan setara. Bahkan, hal ini juga diabadikan dalam peribahasa "Nila setitik, rusak susu sebelanga" yang berarti satu kesalahan kecil akan menghilangkan seluruh kebaikan yang telah dilakukan.
Attitude bukan hanya tentang kesopanan, tetapi juga bagian penting dari bagaimana kita dihargai dan dipandang berdasarkan sikap kita terhadap orang lain. Sebaik apapun kemampuan dan pencapaian yang dimiliki, semuanya bisa kehilangan makna jika tidak disertai dengan perilaku yang menghargai sesama. Orang lain mungkin akan lupa dengan apa yang kita kerjakan, tetapi akan selalu ingat bagaimana kita memperlakukannya. Tentu saja kita semua ingin diperlakukan dengan baik, kan?
Investasi Melalui Merekkan DiriPernahkah terlintas dalam benak kita bahwa investasi bukan hanya tentang uang, emas, saham, atau skincare semata? Semakin bertambah usia, ternyata ada satu lagi bentuk investasi jangka panjang yang tak kalah penting, yakni investasi dalam diri sendiri dalam bentuk personal branding. Di tengah dunia yang penuh dengan si A jago desain, si B aktif organisasi, si C punya small business, personal branding menjadi salah satu cara kita berbicara pada dunia bahwa kita juga punya value tersendiri yang unik dan memiliki daya tarik.
Menurut Helmy Yahya, jika kita tidak membentuk dan memiliki personal branding, orang-orang akan dengan mudah membentuk branding diri kita secara asal-asalan sesuai keinginan dan persepsi mereka. Selain sebagai sarana memperkenalkan diri pada dunia luar, personal branding berguna untuk menentukan kredibilitas diri, memperluas relasi atau network, dan mengarahkan karier. Tanpa kita sadari, apapun yang kita bagikan pada orang lain akan mempengaruhi berbagai persepsi, kesan, bahkan kesempatan yang datang dalam kehidupan kita.
Namun, perlu diingat bahwa personal branding bukan hanya tentang persepsi orang lain terhadap diri kita sendiri, tapi tentang merawat versi terbaik dari diri sendiri agar tidak sekadar dikenal hari ini, tetapi juga diingat dengan baik di esok hari. Lagi pula, siapa tahu branding diri yang kuat bisa jadi alasan kenapa suatu saat nama kita muncul di undangan seminar, bukan lagi di presensi perkuliahan. Mungkin tidak terasa efeknya hari ini, tetapi pasti berpengaruh di hari nanti seperti cuplikan lirik lagu "Kita Usahakan Lagi" yang dipopulerkan oleh Batas Senja.
Jika tidak hari ini, mungkin minggu depan
Jika tidak minggu ini, mungkin bulan depan
Jika tidak bulan ini, mungkin tahun depan
Setiap harapan bisa datang seperti yang kita impikan