
Selera setiap orang terhadap genre film berbeda-beda.
Ada sebagian individu yang lebih memilih menikmati petualangan seru, kisah asmara yang penuh drama, atau cerita sains fiksi yang merangsang daya khayal.
Akan tetapi, sebagian orang lebih memilih untuk bersantai sambil mencerna informasi dari film dokumenter yang menyajikan kenyataan hidup, perjalanan sejarah, kondisi alam, sampai permasalahan sosial.
Dilansir dari Geediting pada MInggu (13/7), menurut psikologi, preferensi seseorang terhadap genre film bisa mencerminkan kepribadian dan cara berpikir mereka.
Bagi individu yang lebih menyukai film dokumenter dibandingkan film fiksi, terdapat sejumlah karakteristik kepribadian yang cenderung menonjol.
Inilah 7 tipe karakter yang umumnya ditemukan pada penggemar berat film dokumenter:
1. Ingin Tahu Tinggi dan Haus Akan Pengetahuan
Seseorang yang sering menyaksikan film dokumenter biasanya memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Mereka berkeinginan untuk menggali pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia, berburu informasi faktual, dan menjelajahi aspek-aspek yang kerap terlewatkan oleh pandangan orang banyak.
Psikologi menyebut ini sebagai need for cognition, yaitu dorongan kuat untuk terlibat dalam aktivitas berpikir dan belajar yang mendalam.
2. Berpikir Kritis dan Tidak Mudah Tertipu
Film dokumenter, apalagi yang bertema investigasi atau sejarah, sering kali menuntut pemikiran analitis.
Penikmatnya cenderung memiliki kemampuan berpikir kritis yang baik dan tidak mudah menerima sesuatu begitu saja.
Mereka menyukai narasi yang didukung bukti nyata, bukan sekadar fiksi atau opini.
3. Realistis dan Membumi
Alih-alih melarikan diri ke dunia khayalan seperti yang ditawarkan film fiksi, penonton dokumenter lebih suka menghadapi realitas.
Mereka biasanya bersikap realistis, lebih tertarik pada fakta kehidupan sehari-hari, isu global, atau kondisi masyarakat dibandingkan drama imajinatif.
4. Berempati Tinggi terhadap Orang Lain
Banyak film dokumenter menyoroti kerasnya kehidupan, ketidaksetaraan, atau masalah yang dihadapi suatu komunitas.
Ini relevan bagi individu yang memiliki tingkat empati yang besar.
Mereka biasanya menaruh perhatian pada masalah sosial dan lingkungan hidup, serta memiliki empati yang tinggi terhadap kesusahan atau kisah hidup orang lain.
5. Memiliki jiwa mandiri dan tidak mudah terpengaruh oleh tren yang sedang populer.
Ketika banyak orang sedang ramai membahas film fiksi yang baru tayang di bioskop, para penikmat film dokumenter biasanya lebih suka menikmati tontonan yang kaya informasi di rumah saja.
Mereka cenderung mandiri, tidak harus mengikuti apa yang sedang digandrungi banyak orang, dan lebih mengutamakan kesukaan pribadi daripada mengikuti perkembangan zaman.
6. Gemar melakukan perenungan dan introspeksi diri.
Penggemar film dokumenter biasanya memiliki karakter reflektif, yang berarti mereka cenderung merenungkan dan memaknai tontonan mereka.
Mereka tak sekadar mencari tahu "apa yang terjadi", melainkan juga alasan "mengapa" dan proses "bagaimana" kejadian itu berlangsung, serta pengaruhnya bagi kehidupan.
7. Cenderung lebih tertutup daripada terbuka.
Tidak semua penikmat film dokumenter adalah seorang introvert, namun umumnya mereka yang menggemari genre ini lebih memilih kegiatan yang hening dan personal.
Menyaksikan film dokumenter kerap menjadi opsi untuk memulihkan tenaga sembari menjaga perasaan tetap berguna dan terhubung dengan realitas melalui pengetahuan, bukan interaksi sosial yang riuh.
Penutup
Kegemaran menonton film tidak sekadar soal pilihan hiburan, melainkan juga bisa menggambarkan susunan kepribadian dan bagaimana seseorang memaknai kehidupan.
Orang yang lebih menyukai dokumenter menunjukkan kecenderungan untuk berpikir dalam, kritis, dan empatik—sifat-sifat yang sangat dihargai dalam dunia yang kompleks dan penuh tantangan ini.
Jadi, jika Anda lebih memilih menyaksikan kisah nyata tentang alam liar, sejarah, kriminalitas, atau dokumentasi kehidupan manusia daripada film superhero atau drama romantis, itu mungkin karena kepribadian Anda memang dirancang untuk menghargai kebenaran, kedalaman, dan makna.