
Kinerja PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) pada semester I tahun 2025 menunjukkan hasil yang beragam. Meskipun pendapatan perusahaan mengalami peningkatan, laba bersih justru mengalami penurunan. Berikut adalah rincian kinerja PGEO berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025:
Pendapatan dan Laba Bersih
- Pendapatan: PGEO mencatatkan pendapatan sebesar US$ 204,85 juta. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 0,53% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
- Laba Bersih: Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami penurunan sebesar 28,37% yoy, menjadi US$ 68,96 juta.
Aset dan Kas
- Total Aset: Total aset PGEO mencapai US$ 3,05 miliar, meningkat sebesar 1,62% yoy.
- Total Kas dan Setara Kas: Total kas dan setara kas perusahaan tercatat sebesar US$ 712,34 juta, tumbuh 8,69% yoy.
Optimisme Perusahaan di Tengah Tantangan Global
Meskipun laba bersih mengalami penurunan, manajemen PGEO menyatakan optimisme terhadap kinerja perusahaan. Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy, Yurizki Rio, menyampaikan bahwa kinerja PGEO berada pada jalur yang sehat, menandakan fundamental keuangan perusahaan yang kuat. Menurutnya, hal ini didorong oleh produksi yang melampaui proyeksi awal.
Yurizki menambahkan bahwa kinerja bisnis PGEO menunjukkan peran strategis panas bumi sebagai sumber energi terbarukan dalam mendukung transisi energi di Indonesia. Meskipun terdapat tantangan geopolitik dan ekonomi global yang memengaruhi pendanaan proyek dan biaya operasional, PGEO tetap mampu mencatatkan kinerja operasional yang solid.
Produksi Energi dan Efisiensi Operasional
Produksi energi pada kuartal II tahun 2025 telah melampaui proyeksi awal, yang turut mendorong pertumbuhan pendapatan perusahaan. Lebih lanjut, Yurizki menjelaskan bahwa net profit perusahaan tetap sehat, dan EBITDA margin terjaga di atas 80%, mencerminkan efisiensi dan profitabilitas dalam mengelola aset dan operasional.
Target Kapasitas Terpasang 1 GW
PGEO optimistis terhadap pencapaian target 1 gigawatt (GW) kapasitas terpasang yang dikelola mandiri. Optimisme ini didukung oleh sejumlah proyek kunci yang tengah digarap perusahaan, antara lain:
- Pengembangan Hululais Unit 1 & 2: Proyek ini memiliki kapasitas 110 megawatt (MW).
- Proyek Co-generation: Proyek-proyek ini memiliki total kapasitas 230 MW.
- Eksplorasi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Tiga: Proyek eksplorasi ini diresmikan pada bulan Juni.
- PLTP Lumut Balai Unit 2: Beroperasinya PLTP Lumut Balai Unit 2 pada akhir Juni menambah pasokan listrik sebesar 55 MW ke jaringan nasional. Hal ini diharapkan berdampak positif terhadap kinerja keuangan PGEO sepanjang tahun.
Komitmen Terhadap Energi Bersih dan Pemberdayaan Masyarakat
Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy, Julfi Hadi, menegaskan komitmen PGEO sebagai perusahaan energi hijau kelas dunia untuk menyediakan energi bersih berbasis panas bumi yang stabil dan andal. Hal ini merupakan bagian dari kontribusi nyata terhadap pencapaian target Net Zero Emission 2060 Indonesia.
Julfi menambahkan bahwa perjalanan menuju 1 GW ditempuh dengan konsistensi dan keyakinan. Beroperasinya Lumut Balai Unit 2, proyek eksplorasi (green field) PLTP Gunung Tiga, serta pengembangan berbagai proyek lainnya merupakan bukti konsistensi PGE dalam mengembangkan pemanfaatan panas bumi.
Lebih lanjut, Julfi menegaskan bahwa misi PGEO tidak hanya menyediakan energi listrik, melainkan juga memberdayakan masyarakat di sekitar wilayah operasional. PGEO percaya bahwa energi panas bumi harus memberikan manfaat bagi semua.
Inisiatif Sosial dan Penghargaan
Selain melakukan investasi strategis dan menjaga profitabilitas, PGEO juga memastikan bahwa setiap langkah perusahaan turut mendorong ekonomi sirkular dan meningkatkan kesejahteraan komunitas sekitar. Komitmen ini tercermin melalui berbagai inisiatif sosial yang telah diakui secara global, termasuk delapan penghargaan yang diraih dalam ajang Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) 2025.
Pengalaman dan Target Jangka Panjang
Dengan pengalaman lebih dari 40 tahun, PGEO saat ini mengelola kapasitas terpasang sebesar 1.932 MW, terdiri dari 727 MW yang dikelola mandiri dan 1.205 MW bersama mitra. PGEO optimistis dapat meningkatkan kapasitas terpasang mandiri menjadi 1 GW dalam 2-3 tahun ke depan, serta mencapai 1,7 GW pada 2033. Hal ini menunjukkan komitmen jangka panjang PGEO dalam mengembangkan energi panas bumi di Indonesia dan berkontribusi pada transisi energi yang berkelanjutan.