Guru PJOK Lampung Cekik Murid: Absen Upacara Berujung Pemecatan

Sebuah insiden mengejutkan terjadi di sebuah sekolah dasar di Kabupaten Pesawaran, Lampung, yang melibatkan seorang guru PJOK (Pendidikan Ja...

Sebuah insiden mengejutkan terjadi di sebuah sekolah dasar di Kabupaten Pesawaran, Lampung, yang melibatkan seorang guru PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan). Video yang beredar luas di media sosial menunjukkan seorang guru yang marah dan nyaris mencekik seorang siswa saat upacara bendera. Insiden ini memicu reaksi keras dari masyarakat dan berujung pada penonaktifan guru tersebut.

Kronologi Kejadian

Peristiwa tersebut terjadi di SDN 9 Kedondong, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Dalam video yang viral, seorang guru berseragam ASN terlihat marah besar dan mengancam akan mencekik seorang siswa yang sedang berbaris untuk upacara. Guru tersebut berteriak-teriak di hadapan siswa dan guru lainnya.

"Kalau tidak saya cekik anak-anak ini! Ini instruksi, setiap Senin tidak ada guru yang boleh absen. Lapor kamu sama bupati!" teriak guru tersebut dengan nada tinggi, sebelum memerintahkan upacara dibubarkan.

Aksi guru tersebut membuat para siswa ketakutan, beberapa di antaranya menangis dan berlarian masuk ke kelas. Seorang guru lain yang mencoba menenangkan situasi justru dimarahi balik.

Identifikasi Pelaku dan Motif

Polisi Resor Pesawaran mengkonfirmasi kebenaran video viral tersebut. Menurut keterangan pihak kepolisian, insiden itu terjadi pada akhir Juli 2025. Guru yang bersangkutan diketahui bernama Harmini, seorang guru PJOK yang bertugas di SDN 5 Kedondong.

Motif kemarahan Harmini diduga dipicu oleh banyaknya guru yang absen saat upacara bendera pada hari Senin pagi. Harmini merasa kesal dan meluapkan amarahnya kepada siswa dan guru lain yang hadir.

Penonaktifan Guru

Dinas Pendidikan Kabupaten Pesawaran Lampung mengambil tindakan tegas dengan menonaktifkan Harmini dari tugasnya sebagai guru SD. Penonaktifan ini tertuang dalam Surat Perintah Tugas Nomor 800/1016/IV.02/P2K/VIII/2025 yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pesawaran pada tanggal 1 Agustus 2025.

Keputusan ini juga didasari oleh laporan resmi dari Kepala UPTD SDN 9 Kedondong tertanggal 28 Juli 2025, yang menilai tindakan Harmini tidak mencerminkan sikap seorang pendidik.

Reaksi DPRD dan Pemeriksaan Kejiwaan

Ketua Komisi IV DPRD Pesawaran, Muhammad Rinaldi, turut angkat bicara menanggapi video viral tersebut. Rinaldi meminta agar kasus ini ditangani serius dengan langkah tegas oleh dinas terkait. Ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepala Disdikbud Pesawaran untuk mengkonfirmasi kebenaran kejadian dan memastikan tindak lanjutnya.

Rinaldi menyarankan agar Harmini menjalani pemeriksaan kesehatan jiwa. Hasil pemeriksaan tersebut nantinya akan menjadi dasar bagi Disdikbud untuk melakukan evaluasi dan pemberian sanksi. DPRD juga akan mengawal penanganan kasus ini agar tidak berlarut-larut.

Tanggapan Disdikbud

Kepala Disdikbud Pesawaran, Anca Martha Utama, membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa Harmini mendatangi SDN 9 Kedondong saat upacara berlangsung dan melakukan intimidasi kepada guru dan siswa. Bahkan, Harmini secara verbal mengancam akan mencekik seorang murid tanpa alasan yang jelas.

Dampak Insiden

Insiden ini menimbulkan trauma bagi para siswa SDN 9 Kedondong. Banyak siswa yang merasa takut dan tidak nyaman untuk belajar di sekolah. Kejadian ini juga mencoreng citra dunia pendidikan di Kabupaten Pesawaran.

Pelajaran yang Dapat Dipetik

Insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, terutama para pendidik. Guru seharusnya menjadi contoh yang baik bagi siswa dan tidak melakukan tindakan kekerasan atau intimidasi. Selain itu, penting bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan pengawasan terhadap kinerja guru dan memberikan pembinaan yang berkelanjutan.

Langkah-langkah Pemulihan

Pemerintah Kabupaten Pesawaran perlu mengambil langkah-langkah pemulihan untuk mengatasi trauma yang dialami oleh para siswa SDN 9 Kedondong. Langkah-langkah tersebut dapat berupa:

• Konseling: Memberikan konseling kepada siswa yang mengalami trauma akibat insiden tersebut.
• Pendampingan: Memberikan pendampingan kepada siswa dan guru oleh psikolog atau tenaga ahli lainnya.
• Sosialisasi: Melakukan sosialisasi tentang pentingnya menjaga keamanan dan kenyamanan di lingkungan sekolah.
• Evaluasi: Melakukan evaluasi terhadap sistem pendidikan di Kabupaten Pesawaran untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.

Dengan langkah-langkah pemulihan yang tepat, diharapkan para siswa SDN 9 Kedondong dapat kembali belajar dengan aman dan nyaman.